Jakarta, CNN Indonesia —
Muhammad Idjon Janbi adalah pendiri dan komandan pertama Komando Pasukan Khusus Indonesia (COPSUS). Ia pindah ke Indonesia dan menjadi anggota tentara Indonesia setelah meninggalkan Belanda.
Bagaimana Janby menjadi pendiri dan direktur pertama Copsus setelah pindah dari Belanda ke Indonesia? Berikut kisah Idjon Janabi yang dirangkum fun-eastern.com.
Kisah Idjon Janjabi
Kenneth J. Menurut buku Conboy Kopassus: Di Dalam Pasukan Khusus Indonesia, nama asli Idjon Janby adalah Roxas Bernardus Visser.
Ia lahir pada tanggal 13 Mei 1914, putra seorang petani tulip sukses yang tinggal di Belanda.
Pada tahun 1940, setelah lulus kuliah, Visser membantu ayahnya menjual bola lampu di London, Inggris.
Saat itu, Visser dan keluarganya harus mengungsi ke Inggris karena Jerman pernah menduduki Belanda pada Perang Dunia II. Akibat perang, keadaan ekonomi mereka pun menurun drastis.
Visser bergabung dengan tentara Belanda di Inggris karena dia ingin membantu negaranya keluar dari pendudukan Jerman.
Setelah tahun pertama wajib militer, Visser menjabat sebagai pilot pribadi Ratu Belanda, Ratu Wilhelmina, yang saat itu sedang mengungsi di Inggris.
Seiring berjalannya waktu, Visser mendapat pelatihan militer dari tentara Belanda hingga berhasil direkrut oleh Pasukan Belanda 2.
Pada tahun 1945, Visser dipromosikan menjadi letnan dan diberi kesempatan bersekolah di Sekolah Pasukan Parasut di India.
Pergi ke Indonesia
Pada tahun 1946, tentara Belanda memindahkan Roxas Bernardus Visser ke Indonesia. Saat itu, ia dipercaya mengelola sekolah terjun payung bernama School of Operational Van Parachutists di Jaipura.
Sekolah Penerjun Payung Van Opleading terletak di bekas gedung rumah sakit peninggalan Douglas MacArthur. Setelah itu, sekolah tersebut dipindahkan ke Simahi beberapa tahun setelah Visser bergabung.
Pada tahun 1957, peran Visser di tentara Belanda berubah drastis. Dia sudah terkenal saat itu. Inilah kemampuannya dalam memimpin OpLeading van Parachutesten School.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1947, Visser tidak terburu-buru kembali ke negaranya. Diakuinya, budaya Indonesia membuatnya merasa nyaman. Ia memutuskan untuk tinggal di Indonesia dan menceraikan istrinya di Belanda.
Visser menikah dengan wanita Sunda setelah tinggal di Indonesia. Setelah menikah secara sah, ia mengganti namanya menjadi Muhammad Idjon Janjabi. Karena istrinya juga seorang Muslim, ia memutuskan masuk Islam.
Setelah menikah Visser tinggal di Lembang, Bandung. Di sana ia dan istrinya memutuskan untuk menjadi penanam bunga.
Mencari di Kesco
Pada tahun 1952, Idjon Janbi direkrut oleh Alexander Evert (AE) Kawilarang untuk bergabung dengan tentara dalam misi yang ditetapkan oleh Presiden Siliwangi untuk menjaga keamanan di Jawa Barat. Tentara disebut unit komando (KESCO). Janby direkrut ke tim untuk bermain.
Setelah resmi mendaftar, Janby langsung menjadi komandan dan dipromosikan menjadi kapten. Ia kemudian memulai pekerjaan pertamanya untuk mengembangkan dan melatih seluruh tim Kesco.
Kavirang puas dengan kinerja Jajanbi sebagai pelatih tim Kesco. Hal ini ditunjukkan dengan kehebatan KESCO dalam menumpas berbagai pemberontakan berdarah di Indonesia, salah satunya adalah Pemberontakan DI/TII pada tahun 1953.
CESCO ini menjadi cikal bakal terbentuknya Komando Pasukan Khusus (COPSUS). Itu berganti nama menjadi Copsus pada tahun 1985, menurut situs resmi Copsus.
Mengutip dari jurnal Idjon Janby: Panglima Angkatan Darat Pertama dan Tokoh Besar Copsus Janby meninggal di Yogyakarta pada 1 April 1977 dalam usia 64 tahun.
Idjon Janby menjadi salah satu pemain pertama dan direktur pertama Copsus yang bernama Kesco. Berkat dia, Copsus kini menjadi militer paling disegani di Indonesia, bahkan di dunia.
Di tangan Djanbi, Kesko mampu menjelma menjadi tentara tangguh yang mampu menumpas para pemberontak yang tersebar di seluruh Indonesia.
(Gas/DNA)