Jakarta, CNN Indonesia —
Duta Besar Israel untuk Jepang, Gilad Cohen, berang dengan pernyataan peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2024 Nihon Hidankyo yang menyebut warga Palestina adalah korban kekerasan biadab Zionis Israel di Jalur Gaza.
Gilad Cohen awalnya menyambut baik Nihon Hidankyo, yang sebenarnya adalah organisasi bagi para penyintas pemboman Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II. Namun, dia juga menilai komentar yang menyamakan kedua korban itu menghina dan tidak berdasar.
“Perbandingan Toshiyuki Mimaki dari Gaza dengan Jepang 80 tahun lalu tidak masuk akal dan tidak masuk akal,” tulis Gilad Cohen via X (13/10).
“Gaza diperintah oleh Hamas, sebuah organisasi teroris pembunuh yang melakukan banyak kejahatan perang, menargetkan warga sipil Israel, termasuk perempuan dan anak-anak, dan menggunakan rakyatnya sendiri sebagai tameng manusia,” lanjutnya.
Cohen mengatakan Hamas melakukan operasi ini dengan sengaja dan melakukan kejahatan berat terhadap kemanusiaan. Ia juga percaya bahwa perbandingan seperti itu memutarbalikkan sejarah dan merendahkan para korban terorisme.
“Hamas sengaja melakukan tindakan tersebut dan melakukan kejahatan serius terhadap kemanusiaan,” kata Cohen.
Komentar tersebut muncul setelah Toshiyuki Mimaki, salah satu pimpinan organisasi Nihon Hidankyo, menyampaikan pernyataan usai menerima Hadiah Nobel Perdamaian 2024.
Ia menjelaskan, apa yang dialami anak-anak saat agresi Israel di Gaza serupa dengan situasi yang dialami para penyintas di akhir Perang Dunia Kedua.
Mimaki mengatakan banyak anak-anak Jepang yang berdarah dan dipukuli oleh orang tuanya setelah bom nuklir dijatuhkan. Situasi tegang ini sepertinya terulang di Gaza.
“Anak-anak yang mengalami pendarahan di Gaza diambil [oleh orang tuanya]. Ini seperti Jepang 80 tahun lalu,” kata Mimaki.
Sementara itu, Nihon Hidankyo dari Jepang, sebuah organisasi yang beranggotakan para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki, dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2024 pada Jumat (11/10).
Banyak dari mereka yang selamat dari dua bom nuklir, yang di Jepang dikenal sebagai “hibakusha”, telah mengabdikan hidup mereka untuk memperjuangkan dunia yang bebas dari senjata nuklir.
Komite Nobel Norwegia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Nihon Hidankyo menerima hadiah perdamaian “atas upayanya mencapai dunia tanpa senjata nuklir dan atas kesaksiannya bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan lagi.”
“Hibakusha membantu kami mendefinisikan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan, memikirkan hal-hal yang tidak dapat dibayangkan, dan merasakan penderitaan yang tidak dapat dibayangkan yang disebabkan oleh senjata nuklir,” kata komite tersebut, menurut Reuters.
42.126 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, menjadi korban genosida yang dilakukan negara teroris Israel di Jalur Gaza. Tentara Zionis terus menyerang kamp-kamp sipil, termasuk kamp pengungsi karena tuduhan Hamas.
(frd/DAL)