Jakarta, CNN Indonesia —
Operasi Zebra 2024 digelar Korlantas Polri sejak Senin (14/10) dan akan berakhir pada Minggu (27/10) mendatang. Selain memantau dan menindak pelanggaran lalu lintas, operasi selama 2 minggu itu untuk memastikan pelantikan Presiden Prabowo Subianto.
Sekitar sepekan setelah penerapan, Polri menjelaskan, pelaku pelanggaran terbanyak hanya diberi teguran dan tidak diberi sanksi. Sebab, sejak awal Mabes Polri sudah menyatakan akan mengutamakan sosial dan pendidikan dalam operasi ini.
Berdasarkan data Polda Metro Jaya, ada 194 pelanggaran lalu lintas yang ditindak pada hari pertama Run Zebra 2024.
Pelanggaran yang dilakukan antara lain tidak memakai helm sesuai SNI sebanyak 74 orang, melanggar arus lalu lintas sebanyak 72 orang, melanggar peraturan lalu lintas sebanyak 15 orang, tidak menggunakan sabuk pengaman sebanyak 10 orang dan sisanya pelanggaran lainnya.
Selanjutnya, pada hari kedua operasi, jumlah pelanggar bertambah menjadi 768 orang, dimana 250 kasus diantaranya terekam kamera E-TLE.
“Ditemukan 250 Hp e-TLE, lalu yang mendapat teguran simpatik bukan yang tidak melanggar, yang dijerat adalah yang melanggar, nanti di edukasi karena bisa saja pelanggarannya tidak ada kemungkinan menimbulkan korban jiwa. dan para korban akhirnya diberi peringatan simpatik,” kata kepala hubungan masyarakat.
“Tapi tetap terdaftar, terdaftar, kalau diulang dua atau tiga kali, akhirnya mendapat tiket,” jelasnya.
Ed berharap dengan dilaksanakannya Operasi Zebra selama dua pekan ini dapat meningkatkan kewaspadaan pengemudi lalu lintas, serta menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan fatal. (rac/fea)