Jakarta, CNN Indonesia —
Walgreens, salah satu jaringan apotek terbesar di Amerika Serikat, akan menutup sekitar 1,200 tokonya.
Penutupan ini terjadi ketika perusahaan tersebut berjuang melawan persaingan dari toko online dan penurunan pembayaran obat resep.
Penutupan tersebut rencananya akan berlangsung hingga tahun 2027. Jaringan apotek ini juga menyatakan akan menutup sekitar 500 toko pada tahun depan sebagai bagian dari pemulihan keuangan perusahaan.
Keputusan ini menyusul pengumuman yang dibuat pada Juni 2023, ketika Walgreens mengatakan akan menutup 300 toko yang berkinerja buruk. Pada saat itu, perusahaan tersebut mengatakan sekitar seperempat tokonya tidak menghasilkan keuntungan.
Walgreens mencatat peningkatan penjualan sebesar 6 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Namun mereka melaporkan kerugian hingga US$ 3 miliar atau Rp. 46,5 triliun (perkiraan nilai tukar Rp 15.500 per dolar AS).
Kerugian ini terutama disebabkan oleh penghapusan jaringan apotek di Tiongkok dan penyedia layanan perawatan rumah CareCitrix.
Analis ritel dan Managing Director GlobalData Retail, Neil Saunders, mengatakan penutupan toko-toko tersebut merupakan cerminan perusahaan yang sedang dalam kesulitan dan berusaha memperbaiki arah.
“Walgreens telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melakukan ekspansi melalui akuisisi, namun mengabaikan fundamental toko dan operasi ritelnya. Hal ini menyebabkan penurunan penjualan di banyak toko yang tidak lagi menguntungkan.” kata Saunders.
Saham Walgreens (WBA) naik hampir 4 persen dalam perdagangan pra-pasar, meskipun hingga tahun 2023 sahamnya turun sebanyak 70 persen.
Penutupan ini terjadi di tengah situasi sulit yang dihadapi jaringan apotek di Amerika Serikat. Tidak hanya Walgreens, beberapa jaringan apotek besar lainnya seperti CVS dan Rite Aid juga mengalami penurunan keuntungan akibat menurunnya tingkat penggantian obat resep dan ketatnya persaingan dengan perusahaan seperti Amazon.
Pada awal Oktober 2023, CVS mengumumkan bahwa sekitar 2.900 pekerjaan akan dihilangkan sebagai bagian dari inisiatif penghematan biaya sebesar $2 miliar.
Pengurangan ini terutama berdampak pada pekerjaan di kantor pusat, menambah daftar sekitar 5.000 PHK yang dilakukan pada tahun sebelumnya.
Selain itu, lini farmasi yang menjual perlengkapan rumah tangga dan makanan ringan juga menghadapi tekanan dari pesaing besar seperti pertumbuhan pesat Target dan Dollar General di daerah pedesaan.
Pada Mei 2023, Walgreens terpaksa menurunkan harga lebih dari 1.000 produk dalam upaya memikat kembali konsumen yang sensitif terhadap inflasi.
CEO Walgreens Tim Wentworth mengatakan proses pemulihan akan memakan waktu, namun perusahaan yakin langkah ini akan memberikan manfaat finansial yang signifikan dalam jangka panjang.
Namun, Saunders menambahkan, penutupan toko tersebut mencerminkan pengakuan atas kegagalan manajemen sebelumnya dalam menjaga fundamental bisnis.
(lat/agustus)