JAKARTA, CNN Indonesia —
Love in the Big City menampilkan duo yang tidak pernah Anda duga dibutuhkan: Kim Go-eun dan Noh Sang-hyun. Mereka memiliki chemistry terbaik, menceritakan kisah persahabatan dan cinta yang tetap bahagia meski keluar studio.
Film mendatang ini berfokus pada dua orang sahabat bernama Jae-hee (Kim Go-eun), yang tidak takut mengungkapkan perasaan dan pikirannya serta tidak peduli dengan prasangka dan penilaian orang lain terhadap mereka.
Sedangkan Heung-su (Noh Sang-hyun) adalah kebalikan dari sahabatnya yang terlalu peduli dengan pendapat orang lain. Jadi dia menutup diri dari orang lain, seperti membangun tembok.
Kim Go-eun dengan sempurna memainkan peran Jae-hee pemberani, yang tidak takut melawan orang-orang yang menghakiminya tanpa memahami sifat aslinya. Ia juga tampil sebagai girl crush lewat ‘Love in the Big City’.
Noh Sang-hyun juga memberikan penampilan yang tak kalah hebatnya dengan Kim Go-eun. Ia dengan lihai menggambarkan kompleksitas perjuangan internal individu melawan norma-norma sosial masyarakat.
Perbedaan kepribadian ini, termasuk cara mereka menjalani hidup, memungkinkan mereka untuk benar-benar saling melengkapi dan peduli. Dari situlah terbentuklah persahabatan yang menyenangkan dan menghangatkan hati.
Selain persahabatan dan cinta, Cinta di Kota Besar juga menyinggung beberapa isu sensitif yang mudah menghubungkan berbagai lapisan masyarakat.
Diantaranya adalah kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, toxic maskulinitas, dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas atau mereka yang mempunyai pilihan hidup berbeda dengan masyarakat mayoritas.
Kekerasan dalam hubungan juga disoroti, meski berumur pendek dan tidak dieksplorasi secara mendalam. Disengaja atau tidak, penanganan permasalahan ini seringkali tidak jelas karena berbagai alasan.
Alih-alih mendidik laki-laki untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua orang, perempuan seharusnya dipuji atas keberanian mereka untuk mengkritik situasi mereka secara terbuka, menekankan bahwa mereka harus selalu menjaga diri dan mampu beradaptasi dengan segala situasi.
Selain itu, film ini adalah salah satu dari sedikit film Korea yang menampilkan bintang terkenal tanpa menggambarkan karakter aneh dalam cahaya redup atau abu-abu.
Cinta di Kota Besar juga secara gamblang menunjukkan betapa dalam kehidupan nyata bisa melukai hati orang-orang ketika mereka jujur tentang dirinya kepada orang-orang terdekat, terutama orang tuanya.
Noh Sang-hyun benar-benar menghidupkan karakter Heung-su dalam segala kerumitannya melalui perjalanannya menemukan identitas dirinya dan belajar mempercayai, mencintai, dan menerima orang lain, terutama dirinya sendiri.
Namun, semua isu dan permasalahan serius tersebut tidak saling dipaksakan, melainkan dibungkus dengan penceritaan yang ringan dan natural.
Semuanya terasa tepat dan tepat sasaran berkat kemampuan akting kedua tokoh utamanya, didukung dengan naskah dan dialog yang sederhana dan relatable dalam banyak situasi kehidupan saat ini.
Fakta bahwa hubungan platonis Jae-hee dan Heung-su sebagai teman yang selalu siap menghadapi banyak masalah menambah komedi membuat film ini mudah diakses oleh penonton.
Akhir kata, saya ingin menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh staf produksi di depan dan di belakang kamera.
Penyutradaraan Eoni penuh dengan empati dan kesenangan, dan penulis Kim Na-deul menciptakan film yang penuh pesan tentang penerimaan dan ketulusan dengan naskah sederhana yang tidak ketinggalan berdasarkan novel Park Sang-young. Cinta
Semua itu diperkuat dengan chemistry sempurna antara Kim Go-eun dan Noh Sang-hyun sebagai sahabat yang selalu bersama dan memberikan dukungan solid satu sama lain meski di tengah penilaian publik yang cepat dan kejam terhadap kelompok rentan.
Jadi, adalah film yang sangat indah dalam segala aspek, mulai dari cerita, video, pesan dan musik, yang memenuhi hati penontonnya dengan kegembiraan dan kepuasan.
Cinta di Kota Besar ditujukan untuk penonton dewasa berusia 21 tahun ke atas dan tayang di bioskop Indonesia sejak 9 Oktober. (Cree/Cree)