Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyebut terbunuhnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar akibat serangan Israel sebagai “hari baik” bagi dunia.
Dia juga mengatakan kematian Yahya Sinwar menghilangkan hambatan besar bagi gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan penyanderaan.
“Ini adalah hari yang luar biasa bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia,” kata Biden dalam keterangan tertulisnya, dikutip AFP, Kamis (17/10).
Biden mengatakan dia akan segera berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengucapkan selamat kepadanya, serta membahas strategi pembebasan sandera Hamas, serta jalan untuk mengakhiri perang di Gaza untuk selamanya.
“Hari ini adalah peluang untuk masa depan di Gaza tanpa Hamas dan penyelesaian politik yang memberikan masa depan lebih baik bagi Israel dan Palestina,” tambah Biden.
“Yahya Sinwar merupakan hambatan yang tidak dapat diatasi untuk mencapai semua tujuan tersebut. Kendala tersebut sudah tidak ada lagi. Namun, masih banyak yang harus kita lakukan,” tutupnya.
Israel secara resmi mengumumkan bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam serangan di Gaza.
Pembunuh massal Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pembantaian 7 Oktober, dibunuh hari ini oleh tentara IDF (militer Israel), kata Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz dalam keterangan resmi, dikutip Reuters, Jumat (18). /10).
Hamas belum memberikan komentar resmi terkait kabar pembunuhan pemimpinnya.
Sebelumnya, Israel pada Kamis (17/10) melancarkan serangkaian serangan udara di beberapa wilayah Jalur Gaza Palestina yang menyasar pemimpin politik Hamas, Yahya Sinwar.
Pernyataan baru-baru ini dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengindikasikan bahwa Yahya Sinwar mungkin terbunuh dalam salah satu serangan tersebut. Namun Israel tidak merinci lokasi pasti serangan yang disebut menewaskan Sinwar tersebut.
“Laporan awal – tiga teroris berhasil dibunuh dalam operasi IDF di Jalur Gaza. IDF dan ISA sedang menyelidiki kemungkinan salah satu teroris adalah Yahya Sinwar,” pernyataan IDF dikutip Jerusalem Post.
“Pada tahap ini, identitas teroris belum dapat dikonfirmasi,” kata IDF dalam sebuah pernyataan.
Menurut IDF, salah satu serangan udara Israel menghantam sebuah gedung tempat beberapa teroris berada. Israel menyatakan tidak ada tanda-tanda warganya disandera Hamas di gedung itu dan sekitarnya.
“Tidak ada tanda-tanda adanya sandera di bangunan tempat tinggal para teroris. Pasukan (Israel) yang beroperasi di daerah tersebut dengan hati-hati melanjutkan operasi militernya,” kata IDF.
Berdasarkan bocoran pejabat Israel kepada Axios, serangan yang disebut menewaskan Sinwar itu terjadi pada Rabu (16/10) malam di Jalur Gaza bagian selatan.
Saat itu, pasukan IDF sedang melakukan patroli rutin dan tiba-tiba bertemu dengan tiga pria bersenjata. Baku tembak pun langsung terjadi antara pasukan IDF dan ketiga pria bersenjata tersebut hingga akhirnya tewas.
Para pejabat Israel mengatakan pasukan IDF mengidentifikasi wajah salah satu anggota milisi yang terbunuh sebagai Yahya Sinwar. Namun identitasnya belum bisa segera dikonfirmasi.
Sinwar diangkat menjadi pemimpin politik Hamas setelah pendahulunya, Ismail Haniyeh, meninggal pada akhir Juli lalu.
Haniyeh tewas dalam serangan udara saat menghadiri pelantikan Presiden Massoud Pezeskhian di kota Teheran, Iran. Iran yakin serangan itu diatur oleh Israel, meski Tel Aviv terus menyangkalnya.
Dibandingkan Haniyeh, Shinwar merupakan pemimpin Hamas yang dikenal lebih garis keras dalam sikapnya terhadap Israel.
Ia menjadi orang paling dicari Israel karena diduga mengorganisir serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Saat itu, operasi Hamas dilaporkan sebagai yang paling mematikan dalam sejarah Israel.
Sejak itu, Israel melancarkan serangan brutal yang mengakibatkan 42.000 penduduk Jalur Gaza, sebagian besar warga sipil, tewas. (pta)