Jakarta, CNN Indonesia —
InJourney Airports dan Incheon International Airport Corporation (IIAC) bekerja sama untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola bandara di luar negeri.
Hal ini ditandatangani saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk menjalin kemitraan strategis dalam pengelolaan bandara dan pengembangan sumber daya manusia antara kedua pihak.
Presiden Direktur InJourney Airports Faik Fahmi dan Presiden & CEO IIAC Hag Jae Lee menandatangani MoU di kantor pusat Bandara Incheon, Korea Selatan, pada Selasa (15/10).
Penandatanganan ini merupakan langkah awal kedua perusahaan untuk serius mempertimbangkan 4 hal.
Pertama, rencana kerja sama pengelolaan bandara di Kuwait, Uzbekistan, dan Filipina. Kedua, pembentukan anak perusahaan untuk mengikuti tender pengelolaan bandara di Asia dan Timur Tengah.
Ketiga, mengembangkan kemampuan sumber daya manusia pengelolaan bandara kelas dunia. Keempat, menjajaki kemitraan kebandarudaraan antara bandara yang dikelola InJourney Airports dengan bandara yang dikelola IAC.
MoU ini juga menunjukkan bahwa InJourney Airports tidak membutuhkan waktu lama atau hanya sekitar sebulan setelah resmi menjadi perusahaan hasil merger untuk mengelola bandara di luar negeri.
“Bagi InJourney Airports, menjadi pengelola bandara di luar negeri bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas perusahaan sehingga dapat mendorong transformasi bandara dalam negeri menjadi kebanggaan negara akan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi penumpang maskapai. , dan kemudian menjadi agen pembangunan yang mendukung pertumbuhan perekonomian, serta pencipta nilai yang mampu menciptakan nilai tambah dari operasional bandara,” kata Faik.
Kolaborasi antara Bandara InJourney dan IAC
Penandatanganan MoU kali ini merupakan kerja sama strategis kedua InJourney Airports dan IIAC dalam pengelolaan bandara, setelah kedua perusahaan melakukan kerja sama dalam pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam.
Faik menjelaskan, kerja sama strategis ini merupakan wujud kepercayaan kedua belah pihak dalam membangun hubungan jangka panjang.
“InJourney Airports dan IIAC memiliki hubungan yang sangat erat. Setelah bekerja sama dalam pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam, kini kami menjalin kemitraan strategis agar bandara tersebut bisa mengelola yang lain. Hal ini dapat dicapai dengan keyakinan bahwa InJourney Airports dan IIAC memiliki hubungan yang sangat erat. dalam bekerja sama,” jelasnya.
“Kemitraan strategis ini juga merupakan bentuk pengakuan IAC, operator bandara kelas dunia, terhadap kemampuan dan potensi InJourney Airports dalam industri bandara,” ujar e.
Faik mengatakan InJourney Airports dan IAC merupakan dua perusahaan besar yang memiliki sumber daya, pengetahuan, dan pengalaman panjang di industri penerbangan.
“Kemitraan strategis melalui MoU ini menyelaraskan kedua perusahaan untuk semakin berkembang dan menciptakan inovasi baru dalam pelayanan dan operasional bandara,” kata Faik Fahmi.
Direktur Strategi dan Pengembangan Teknologi InJourney Airports, Kusnowo Ferry mengatakan, kerja sama dengan IIAC merupakan upaya InJourney Airports untuk menjadi operator bandara kelas dunia.
“InJourney Airports sedang dalam perjalanan untuk menjadi operator bandara kelas dunia, dengan menciptakan organisasi berbasis data melalui sistem terintegrasi di seluruh ekosistem penerbangan dan didukung oleh analisis data besar.” Oleh karena itu, kami bermitra dengan IIAC yang berpotensi menjadi operator bandara kelas dunia melalui berbagai keunggulannya termasuk teknologi bandara,” kata Aiseag.
Direktur Human Capital InJourney Airports Achmad Syahir mengatakan IAC memiliki SDM terbaik di industri kebandarudaraan untuk mendukung pengembangan SDM di InJourney Airports.
“InJourney Airports telah memiliki sumber daya manusia terbaik dalam hal pengelolaan bandara, dan bersama IIAC kami akan melaksanakan program pengembangan sumber daya manusia yang komprehensif, yaitu pengembangan keterampilan untuk mendukung aspek teknis dan pengembangan teknologi, kemudian pengembangan pemikiran untuk mendorong sumber daya manusia menjadi lebih besar. proaktif dan prediktif, serta mengembangkan perspektif pelayanan “dari hati yang dipahami penumpang maskapai,” kata Achmad.
Di tempat yang sama, President & CEO IIAC Hag Jae Lee mengaku senang dengan kemitraan strategis ini.
“Dengan mengkolaborasikan kemampuan kedua perusahaan, kami yakin IAC dan InJourney Airports dapat sukses sebagai pengelola bandara di berbagai negara dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para pelancong pesawat,” kata Hag.
InJourney Airports merupakan perusahaan hasil penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.
Pada 9 September 2024, InJourney Airports resmi menjadi operator bandara terbesar kelima di dunia dengan mengelola 37 bandara di Indonesia, antara lain Bandara Port-Soekarno-Hatta di Tangerang, Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali, Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Internasional Yogyakarta Bandara, Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Sedangkan IAC merupakan pengelola bandara kelas dunia asal Korea Selatan yang akan mengelola Bandara Incheon sebagai bandara terbaik ketiga di dunia pada tahun 2024 versi Skytrax. Selain di Korea Selatan, IAC memiliki portofolio bisnis bandara di 15 negara lainnya.
(moh/sfr)