Jakarta, CNN Indonesia –
Indonesia yang kaya akan sumber daya batubara mempunyai potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi global di masa depan. Namun, selama berabad-abad, teknik ini belum mengalami kemajuan.
Menjawab tantangan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Erick Thohir sejak tahun 2019 mendorong seluruh perusahaan Indonesia, termasuk BUMN, untuk terus turun dan bersinergi membangun ke level yang lebih tinggi. industrialisasi. lingkungan dan masyarakat.
PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID, sebagai Holding BUMN Industri Pertambangan Indonesia, mempunyai peran penting dalam mendukung suksesnya program-program yang diusung pemerintah Indonesia.
Keputusan MIND ID yang akan datang merupakan langkah kuat dalam mewujudkan Visi Emas Indonesia 2045, yaitu mengakui Indonesia sebagai “Kepulauan Besar, Maju, dan Berkelanjutan”.
Pengurangan merupakan strategi penting bagi pengembangan industri, yang berupaya meningkatkan nilai mineral Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.
“Melalui program nasional, kami ingin memastikan sumber daya keuangan Indonesia dapat dikelola secara bijak dan dapat memberikan dampak dan manfaat yang lebih besar bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Direktur Eksekutif MIND Hendi Prio Santoso.
Kegiatan anak perusahaan MIND ID dan anggotanya yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Alumunium, PT Vale Indonesia Tbk dan PT Timah Tbk., dilakukan dengan membangun berbagai gedung. .
Salah satu proyek besar yang baru saja diluncurkan adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Tahap 1 PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, oleh Presiden Joko Widodo, pada Selasa (24/9). Smelter yang mampu meningkatkan nilai ekonomi bauksit hingga 5 kali lipat ini memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun.
SGAR merupakan rantai bauksit top-down yang akan diintegrasikan ke berbagai industri termasuk lingkungan kendaraan listrik. Hal ini akan berdampak positif pada pengurangan ketergantungan impor aluminium, hingga saat ini 56 persen kebutuhannya dipenuhi dari impor.
Jika smelter berjalan baik, Indonesia bisa mulai mengurangi permintaan impor alumina dan alumunium yang saat ini bernilai devisa US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 53 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.172 per dolar AS). setiap tahun.
“Selain itu, proyek SGAR juga memberikan dampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja. Sejauh ini, pembangunan smelter tersebut telah menyerap 1.000 tenaga kerja dan membuka peluang bagi industri aluminium untuk menciptakan lebih dari 90.000 lapangan kerja baru di masa depan.” kata Hendi.
Selain itu, baru-baru ini Presiden Jokowi meresmikan Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Seperti halnya proyek SGAR, smelter Freeport juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
Proyek ini menyerap 1,7 juta ton konsentrat tembaga dari Papua dan menghasilkan 650.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak yang dapat diolah oleh berbagai perusahaan Indonesia.
Bahkan, Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan, kehadiran smelter Freeport di Grisik dapat memberikan dampak yang semakin besar bagi masyarakat Jatim, khususnya yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Grisik.
Menurut dia, hal tersebut terjadi karena biaya investasi smelter yang dibangun di atas lahan seluas 104 hektare tersebut berjumlah US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 58 miliar. Hal ini memberikan tambahan insentif pada sektor industri pengolahan di Jawa Timur yang memberikan kontribusi sebesar 31,54 persen.
Setelah itu, pembangunan smelter mempekerjakan sekitar 40 ribu tenaga kerja, pembangunannya oleh 99 persen tenaga kerja Indonesia, 70 persen dari wilayah Jawa Timur.
Sebagai catatan, kebijakan pertanahan yang dilakukan Presiden Joko Widodo juga mendapat dukungan penuh dari Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara), salah satunya PT Bank Mandiri Tbk. Terbukti hingga Juni 2024, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit kepada sektor manufaktur (organisasi) sebesar Rp 177,37 miliar. Segmen kredit ini tumbuh 15,66% year-on-year (YoY) dan tetap terjaga kualitasnya. MIND ID untuk transaksi keuangan
Melalui kiprahnya dalam pengelolaan sumber daya pertambangan batu bara dan penerapan sistem bawah air, tim MIND ID memberikan kontribusi signifikan terhadap anggaran pemerintah. Pendapatan perseroan pada 2023 tercatat sebesar Rp 27,5 triliun, meningkat 22 persen dibandingkan tahun lalu.
Kinerja keuangan perseroan dalam tiga tahun terus tumbuh dengan laba bersih tahun 2021 mencapai Rp 14,3 triliun, tahun 2022 mencapai Rp 22,5 triliun, dan tahun 2023 Rp 27,5 triliun.
Kegiatan tersebut diikuti dengan pertumbuhan aset MIND ID sebesar Rp204,9 triliun pada tahun 2021, kemudian meningkat sebesar Rp229,3 triliun pada tahun 2022, dan meningkat sebesar Rp259,2 miliar pada tahun 2023. Kenaikan barang dari tahun 2022 ke tahun 2023 sebesar 12 persen.
Manfaat yang diterima anggota MIND ID ditopang oleh pendapatan nasional berupa pajak, pendapatan nasional bukan pajak (PNBP) dan retribusi. Hendi menjelaskan kontribusi MIND ID kepada negara melalui PNBP, retribusi, pajak penghasilan badan, dan pajak lainnya pada tahun 2021 mencapai Rp32,6 miliar, meningkat pada tahun 2022 menjadi Rp58,1 triliun, dan pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp67,79 triliun. Padahal, MIND ID merupakan salah satu bank non-bank terbesar yang masuk dalam daftar 10 BUMN dengan tingkat pembayaran tertinggi.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI juga merupakan salah satu dari 20 perusahaan Indonesia yang bertanggung jawab membayar pajak dan dividen. Pada tahun 2023, BRI menghemat Rp45,34 triliun yang berasal dari pembayaran Pajak Penghasilan, Pajak Tambahan dan Bea Meterai, Pajak Penghasilan Badan, Dividen, dan Pajak Daerah. Penyaluran energi bersih
Tidak hanya simpanan di bank-bank pemerintah, MIND ID membantu memahami transisi menuju energi ramah lingkungan untuk mendukung proyek Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Program ini dilakukan dengan mendorong pengembangan mineral yang sangat penting bagi pengembangan lingkungan untuk produksi energi bersih.
Selain itu, untuk mendukung pengembangan teknologi bersih dan lingkungan, diperlukan produk-produk seperti nikel, tembaga, bauksit, aluminium, dan timah yang diproduksi oleh MIND ID Group.
ID MIND turut serta dalam pengembangan industri mobil listrik di Indonesia dengan mengolah nikel sebagai bahan utama baterai, mengingat Indonesia memiliki jumlah nikel terbesar di dunia.
Untuk itu, MIND ID berencana membangun pabrik baterai listrik berkapasitas 15 Gigawatt pada tahun 2027. Pabrik tersebut akan dioperasikan oleh ANTAM dan perusahaan asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology (CATL).
“Dengan mengelola sumber daya alam mineral batubara, MIND ID Group berhasil memberikan kontribusi kepada negara, dan terus mendorong pembangunan berkelanjutan, mendukung Visi Indonesia Emas 2045, dan transisi menuju energi bersih,” ujarnya. (makan)