Jakarta, Indonesia —
Rusia angkat suara setelah Israel memindahkan kawasan sekitar Rumah Sakit Al Aqsa di Gaza, Palestina, dan membakar hidup-hidup warga awal pekan ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengaku terkejut dengan tindakan Israel dan menyatakan simpatinya terhadap masyarakat Gaza.
“Ini anak panah bumi. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain shock,” kata Zakharova dalam konferensi pers, Rabu (16/10), dikutip Anadolu Agency.
Ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap kesembuhan warga yang terluka.
“Tidak hanya dalam situasi ini, tapi juga untuk semua kegilaan tahun lalu yang dibawa Amerika ke dalam kehidupan warga negara yang sudah sulit,” tambah Zakharova.
Ia melanjutkan, kekerasan terhadap warga sipil dan penyerangan terhadap warga sipil tidak bisa dibenarkan.
Tindakan militer Israel, kata juru bicara tersebut, melampaui hukum kemanusiaan internasional dan moralitas manusia secara umum.
“Satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan rakyat di Gaza adalah dengan Amerika Serikat menghentikan pertempuran,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Zakharova juga mengatakan bahwa Rusia dan negara-negara besar lainnya telah berupaya mencari solusi politik untuk perdamaian di Gaza.
Ia menekankan, konflik tersebut harus diselesaikan berdasarkan akar permasalahan internasional.
Zakharova kemudian menuduh sekutu dekat dan pembela utama Israel, Amerika Serikat, gagal mengambil keputusan di Dewan Keamanan untuk mendukung gencatan senjata apa pun.
“Seperti yang Anda lihat, upaya Amerika untuk mendorong negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas belum berhasil,” tambahnya.
Menurut penilaian pembicara, situasi di Gaza terus memburuk dan berdampak pada wilayah lain seperti Lebanon.
Zakharova mendesak AS untuk mendukung rencana Dewan Keamanan untuk mengakhiri kekerasan di Palestina.
AS dan sekutunya mengatakan mereka akan berhenti bekerja di PBB.
“Akhirnya, AS harus ingat bahwa mereka, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, mempunyai kepedulian khusus terhadap perdamaian dan keamanan global,” kata Zakharova.
Pada hari Senin, Israel melakukan penggerebekan besar-besaran di daerah sekitar Rumah Sakit Al Aqsa di mana terdapat banyak kamp pengungsi.
Serangan Israel mendirikan tenda di sekitar rumah sakit dan menyebabkan penghuni yang tidur di dalamnya terbakar. Artinya, mereka membakar orang hidup-hidup.
Kekejaman Israel di Palestina terus berlanjut ketika mereka melancarkan serangan ke Gaza pada Oktober 2023. Dalam operasi tersebut, pasukan Zionis menyerang warga sipil dan warga sipil tanpa pandang bulu.
Akibat serangan Israel, lebih dari 42.000 orang tewas di Palestina dan hampir 100.000 orang terluka. (adalah / bac)