Jakarta, CNN Indonesia —
Puasa dalam Islam ada dua macam, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Semua umat Islam tahu bahwa puasa wajib adalah puasa di bulan Ramadhan.
Pertanyaannya, apa saja jenis puasa sunnah yang boleh diamalkan?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sunnah adalah kaidah yang didasarkan pada segala sesuatu yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, meliputi perbuatan, perkataan, sikap, dan kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa puasa sunnah merupakan salah satu bentuk puasa yang berdasarkan kebiasaan Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih hidup.
Banyak umat Islam yang menjalankan puasa sunnah karena jika dilakukan maka akan mendapat pahala.
Lantas, puasa sunnah apa saja yang bisa dilakukan? Berikut jenis dan penjelasannya dilansir dari NU Online.1. Puasa Senin-Kamis
Puasa sunnah pertama yang sering dilakukan adalah puasa Senin-Kamis. Seperti namanya, puasa ini dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis setiap minggunya.
Rasul melakukan ibadah tersebut karena Allah SWT menunjukkan kepadanya amalan pada hari itu.
Artinya: “Amal kebaikan diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka aku ingin memperlihatkan amalku ketika berpuasa.” (HR At-Tirmidzi). Puasa di hari Arafat
Salah satu jenis puasa sunnah berikutnya adalah puasa Arafah. Puasa ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, namun dianjurkan juga berpuasa 8 hari sebelumnya.
Artinya puasa bisa dilakukan mulai tanggal 1 Dzulhijjah. Puasa dilaksanakan menyambut Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Dipercaya bahwa orang yang melaksanakan ibadah ini akan terhapus dosa-dosanya setahun yang lalu dan tahun yang akan datang.
Artinya: “Puasa Arafah menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu dan tahun yang akan datang,” (HR Muslim).
Namun tidak disunnahkan bagi orang yang menunaikan ibadah haji untuk menunaikan ibadah haji3. Puasa Asyura dan Tasu’a
Lalu ada puasa Asyura dan Tasu’ah yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Seperti halnya puasa Arafah, orang yang melaksanakan ibadah ini akan diampuni dosanya selama setahun yang lalu.
Artinya: “Puasa Asyura menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).
Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, puasa Asyura disamakan dengan puasa Tasu’a, meskipun ia belum sempat melakukannya karena faktor usia. Alasannya berbeda dengan kebiasaan orang Yahudi yang berpuasa pada tanggal 10.
4. Puasa di bulan Sya’ban
Lalu ada puasa di bulan Sya’ban. Puasa di bulan ini dianjurkan oleh Rasulullah saw karena amal hamba Allah diangkat di bulan Sya’ban.
Namun tidak perlu berpuasa sebulan sekali, cukup dengan menjalankan puasa sunnah seperti Senin-Kamis.
Artinya : Ketika Nabi saw. Ketika ditanya mengapa beliau memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, beliau menjawab, “Ini adalah bulan yang diambil amal shalehnya. Aku ingin amal shalehku terangkat ketika aku berpuasa,” (HR. Ahmad).
5. Puasa Ayyamul Bidh
Puasa sunnah ini dilakukan setiap pertengahan bulan yaitu tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah. Namun puasa pada tanggal 13 Dzulhijjah dilarang karena hari tersebut termasuk dalam hari Tasyriq.
Keutamaan puasa setiap pertengahan bulan cukup besar karena amalannya sebanding dengan puasa setahun.
Artinya: “Puasa tiga hari dalam setiap bulan, ibarat puasa satu tahun,” (HR. Muslim).
6. Puasa Syawal
Lalu ada puasa Syawal yang dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal, kecuali tanggal 1 Syawal. Sebab, 1 Syawal adalah hari raya Idul Fitri sehingga dilarang berpuasa.
Puasa ini bisa dilakukan langsung secara berturut-turut atau bertahap. Namun jika seorang muslim mempunyai hutang untuk berpuasa di bulan Ramadhan, ada baiknya melunasi hutang tersebut terlebih dahulu sebelum melakukan puasa sunah ini.
Artinya: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, lalu enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa setahun penuh,” (HR. Abu Dawud). 7. Puasa Daud
Terakhir ada puasa Daud yang dilaksanakan bergantian sehari atau sehari puasa lalu sehari berbuka dan seterusnya. Nabi bersabda, puasa ini merupakan puasa sunah yang paling utama karena nabi yang paling kuat untuk menunaikannya hanyalah Nabi Daud AS.
Artinya: “Puasa yang paling utama adalah puasa saudaraku, yaitu Dawud. Puasa satu hari dan berbuka satu hari,” (HR. Ahmad).
Berikut beberapa jenis puasa sunnah beserta penjelasan dan manfaatnya. Saya harap ini bermanfaat. (tas/fef)