Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Anas Ma’ruf mengatakan, peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pneumonia pada anak dalam beberapa tahun terakhir terkait dengan polusi udara di Indonesia.
Data menunjukkan kualitas atau polusi udara yang buruk menyebabkan peningkatan penyakit saluran pernapasan akut dan pneumonia pada anak, kata Anas di Auditorium BMKG, Jakarta Pusat, Selasa (15/5), dilansir detikhealth.
Data BPJS Kesehatan yang diperoleh menunjukkan bahwa pada tahun 2022, sekitar Rp 10 triliun dikeluarkan untuk penyakit pernafasan.
Hal ini, lanjut Anas, harus menjadi perhatian masyarakat. Hal ini karena sulit bernapas pada anak kecil dan orang tua.
Tentu saja, kelompok yang paling berisiko adalah orang tua dan anak-anak. Dalam dua tahun terakhir, anak-anak berusia di bawah lima tahun yang terkena dampak, tambahnya.
Kementerian Kesehatan juga sedang menyelidiki hubungan antara polusi udara dengan penyakit kardiovaskular dan kanker.
Kementerian Kesehatan juga meminta masyarakat turut serta menjaga kebersihan udara Indonesia. Udara bersih dapat meningkatkan angka harapan hidup.
“Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka harapan hidup kita saat ini adalah 72-73 tahun. Jika kita terus hidup dengan udara buruk maka akan sulit mencapai umur panjang,” pungkas Anas.
(abad/abad)