Jakarta, CNN Indonesia —
Matahari disebut berada pada periode maksimum atau solar maksimum yang diperkirakan akan berakhir pada tahun depan.
Temuan di atas disampaikan dalam telekonferensi para peneliti dari Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), dan Panel Prediksi Siklus Matahari.
Siklus matahari sendiri merupakan siklus alami yang dilalui Matahari pada masa transisi antara aktivitas magnet rendah dan tinggi. Diperkirakan kutub magnet Matahari akan berubah setiap sebelas tahun sekali.
Hal ini menyebabkan matahari berpindah dari keadaan tenang ke keadaan aktif dan badai.
NASA dan NOAA melacak bintik matahari untuk menentukan dan memprediksi perkembangan siklus. Bintik matahari merupakan komponen utama daerah aktif, daerah dengan medan magnet yang kuat dan kompleks merupakan sumber letusan.
“Saat solar maksimum, jumlah bintik matahari dan aktivitasnya meningkat,” kata Direktur Program Cuaca Luar Angkasa Jamie Favors dalam keterangan resmi yang dirilis NASA, Kamis (17/10) lalu.
Favors mengatakan peningkatan aktivitas ini dapat menimbulkan konsekuensi nyata bagi Bumi dan seluruh tata surya. Apa dampaknya terhadap Bumi?
Aktivitas matahari berdampak besar pada cuaca luar angkasa. Hal ini dapat mempengaruhi satelit dan astronot di luar angkasa.
Selain itu, kondisi ini juga dapat mempengaruhi sistem komunikasi dan navigasi seperti radio dan GPS, serta jaringan listrik di Bumi.
Saat Matahari aktif, peristiwa cuaca luar angkasa menjadi lebih sering terjadi. Aktivitas matahari telah meningkatkan paparan aura dalam beberapa bulan terakhir dan mempengaruhi satelit dan infrastruktur.
Misalnya, pada Mei 2024, serangkaian jilatan api matahari dan lontaran massa korona (CME) meluncurkan awan partikel dan medan magnet menuju Bumi. Ini menghasilkan badai geomagnetik terkuat di Bumi dalam dua puluh tahun terakhir dan mengungkap aurora terkuat yang tercatat dalam 500 tahun terakhir.
Namun, bukan berarti puncak aktivitas matahari dalam siklusnya hanya terjadi pada saat ini saja.
“Kalaupun matahari sudah mencapai periode maksimumnya, bulan di mana aktivitas matahari mencapai puncaknya tidak akan diketahui selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun,” kata Elisad Talat, direktur Operasi Cuaca Luar Angkasa NOAA, dalam keterangan yang sama.
Para ilmuwan tidak dapat menentukan secara pasti ketinggian siklus matahari maksimum ini. Pasalnya, hal tersebut baru bisa diketahui setelah memantau penurunan aktivitas matahari yang terus menerus setelah puncaknya.
Namun, para ilmuwan telah menetapkan bahwa dua tahun terakhir merupakan bagian dari fase aktif siklus matahari.
Para ilmuwan juga memperkirakan fase maksimum akan berlangsung sekitar satu tahun sebelum aktivitas mulai menurun.
Sejak tahun 1989, Panel Prediksi Siklus Matahari, yang terdiri dari para ahli internasional, telah bekerja sama untuk mengembangkan prediksi siklus matahari. (ashar/asar)