Jakarta, CNN Indonesia —
Tentara Israel dikabarkan mengebom rumah sakit Indonesia (RS) di Gaza, Palestina pada Sabtu (10/19).
Direktur RS Indonesia Marwan Al Sultan mengatakan, lantai atas RS Indonesia rusak sehingga menyebabkan listrik padam.
“Sejak dini hari, RS Indonesia diserang oleh pasukan Israel. Mereka menyerang lantai dua dan tiga RS tersebut,” kata Sultan dalam keterangan organisasi relawan MER-C yang diperoleh fun-eastern.com. Timeline penyerangan Israel terhadap RS Indonesia di Gaza
Peristiwa penyerangan Israel terhadap RS Indonesia di Gaza bermula ketika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) maju lebih jauh ke Gaza utara, termasuk Jabalia dan Beit Lahiya.
Menurut Al Jazeera, mereka bergerak ke daerah tersebut untuk mengepung tiga rumah sakit yang digunakan oleh ribuan warga sipil Gaza yang terkena dampak serangan militer Zionis.
Kemudian pada Sabtu (19 Oktober) waktu setempat, terjadi kecelakaan. Saat itu, tentara Israel mendirikan RS Kamal Al-Adwan dan RS Indonesia di Beit Lahia.
Kemudian, pada pagi hari, tentara Israel juga mengebom rumah sakit Kamal Al-Adwan yang terletak di Jabalia.
Yousef Abu Rish, wakil menteri kesehatan Gaza, mengatakan pada saat itu bahwa serangan Israel menghantam lantai atas sebuah rumah sakit di Indonesia. Dia juga mengaku mendengar suara tembakan keras selama panggilan tersebut.
“Lantai atas sebuah rumah sakit di Indonesia sedang dibom!” kata Abu Rish.
Abu Rish menambahkan, seluruh pasien dan tenaga medis di RS Indonesia langsung panik karena khawatir dengan serangan Israel. Sebuah rumah sakit di Indonesia juga terbakar
Selain pengeboman, pasukan militer Israel juga membakar rumah sakit Indonesia di Gaza pada Senin (20 Oktober).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza mengumumkan bahwa sebuah rumah sakit Indonesia menjadi sasaran langsung serangan Israel yang menewaskan beberapa pasien. Sebuah laporan nasional yang mengutip Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan gedung-gedung dan gudang di sekitar rumah sakit juga ikut terbakar.
Militer Israel juga mengebom generator di sebuah rumah sakit di Indonesia, sehingga menyebabkan pemadaman listrik. Pasien yang memakai alat oksigen juga meninggal.
Staf rumah sakit Indonesia juga dilarang masuk dan keluar rumah sakit, yang saat ini berada di bawah pengepungan militer, menurut kementerian kesehatan Gaza. Oleh karena itu, jenazah pasien terpaksa dimakamkan di kompleks medis.
Faktanya, kemungkinan untuk memprioritaskan korban luka sudah tidak ada lagi. Banyak korban luka terpaksa meninggal karena terlalu banyak korban, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataannya.
—
Catatan redaksi. Judul cerita dan teks isi diperbarui pada 22 Oktober pukul 17:00 WIB untuk memperjelas bahwa tidak ada kebakaran di rumah sakit Indonesia. Ketua Dewan Pembina MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad mengatakan, bangunan yang terbakar itu merupakan tempat penampungan pengungsi di sebuah sekolah dekat rumah sakit Indonesia. (gas/rds)