Jakarta, CNN Indonesia.
Para ilmuwan dalam penelitian terbarunya telah menemukan struktur tersembunyi di inti bumi. Baca penjelasannya.
Saat ini, pelajaran di sekolah mengajarkan kita bahwa Bumi kita terdiri dari empat lapisan: kerak bumi, mantel, inti luar, dan inti dalam. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa ada lapisan dalam yang sebelumnya tidak diketahui.
Joan Stevenson, ahli geologi di Australian National University, dan rekan-rekannya telah menemukan bukti bahwa inti bumi mungkin terdiri dari dua lapisan terpisah.
“Sampai saat ini kita diajari bahwa Bumi memiliki empat lapisan utama: kerak bumi, mantel, inti luar, dan inti dalam,” kata Stevenson pada tahun 2021, seperti dikutip Science Alert, Minggu (29 September).
Penemuan-penemuan sebelumnya tentang lapisan bumi terutama didasarkan pada letusan gunung berapi dan hasil kajian gelombang seismik. Dari sana, para ilmuwan mengetahui bahwa inti bumi yang bersuhu 5.000 derajat Celcius hanya berukuran 1 persen dari total volume bumi.
“Ini sangat menarik, dan ini mungkin berarti kita harus menulis ulang buku pelajarannya,” kata Stevenson.
Stevenson dan timnya menggunakan algoritma pencarian untuk menemukan dan membandingkan ribuan model inti bumi. Dia membandingkan ribuan data yang dikumpulkan selama beberapa dekade terakhir dengan berapa lama waktu yang dibutuhkan gelombang seismik untuk melintasi Bumi.
Mereka mengamati model yang menunjukkan “anisotropi” inti dalam, yang berarti komposisi atau susunan material dalam dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Perbedaan-perbedaan ini mempengaruhi pergerakan gelombang seismik melalui inti.
Dari model-model yang mereka lihat, beberapa model memahami atau menyesuaikan data yang ada dengan lebih baik dibandingkan model lainnya.
Beberapa model penelitian menunjukkan bahwa gelombang ini bergerak lebih cepat sejajar dengan ekuator (horizontal mengelilingi bumi). Beberapa model mengatakan material campuran di inti memungkinkan gelombang merambat lebih cepat, sejajar dengan sumbu rotasi bumi.
Namun para ilmuwan masih memperdebatkan seberapa besar perbedaan kecepatan gelombang pada sudut tertentu. Oleh karena itu, belum ada kesepakatan yang jelas mengenai bagaimana dan seberapa cepat gelombang seismik bergerak tergantung arahnya.
“Kami menemukan bukti yang mungkin mengindikasikan adanya perubahan struktur besi, yang mungkin mengindikasikan adanya dua peristiwa pendinginan terpisah dalam sejarah Bumi,” kata Stevenson.
Penemuan ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa data eksperimen tidak selalu sesuai dengan model yang saat ini kita gunakan untuk memahami struktur bumi. Keberadaan inti bumi di masa lalu telah diduga, hal ini menunjukkan bahwa kristal besi yang menyusun inti bumi mempunyai susunan struktur yang berbeda.
Namun, mereka dibatasi oleh data sebaran gempa bumi di seluruh dunia dan instrumen seismometer, terutama di wilayah kutub (polar antipodes), sehingga mengurangi kepercayaan mereka terhadap kesimpulan penelitian tersebut.
Penelitian di masa depan dapat mengisi kesenjangan data ini dan membantu para ilmuwan memastikan apakah temuan mereka benar atau salah. Dengan cara ini, mereka akan lebih memahami kisah-kisah yang tersimpan di lapisan paling awal sejarah Bumi. (vnu/dmi)