Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang penumpang penerbangan Alaska Airlines memfilmkan penumpang di sebelahnya sedang membuka sekaleng tuna di pesawat.
Insiden tersebut memicu perdebatan online tentang makanan apa yang aman untuk dimakan selama perjalanan udara, kata seorang penumpang asal Amerika Serikat (AS) yang mengunggah rekaman video tersebut di platform TikTok melalui akun pengguna @allijakson. sedang dalam penerbangan dari Anchorage, Alaska ke Seattle, Washington ketika insiden itu terjadi. Ia membagikan video seorang penumpang laki-laki sedang menyantap camilan tuna pada Selasa (17/9), lapor NZ Herald.
Video berdurasi 7 detik itu hanya memperlihatkan tangan dan kaki seorang pria serta sekaleng tuna dari perusahaan makanan Amerika Bumble Bee Seafood di atas piring makan.
Alli menulis dalam video tersebut: “Tuna kalengan di pesawat adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, dia juga menandai akun merek tuna tersebut dalam keterangan:” @Bumble Bee Seafoods dapatkan laki-laki kami [sic] (@Bumble Bee Seafood dapatkan laki-laki Anda). di rumah [emoji menangis]”. Gadis itu mengatakan dia “harus dimintai pertanggungjawaban.” Video tersebut telah dilihat lebih dari 1,2 juta kali dan menerima hampir 3.000 komentar, dengan banyak netizen yang merasa ngeri dengan situasi tersebut, yang berpotensi menyebabkan keributan. bau tak sedap di kabin pesawat Komentar teratas berbunyi: “Netizen lain berbagi pengalamannya saat makanan dibawakan dalam penerbangan oleh @allijaksen @Bumble Bee Seafoods ♬ ya Tuhan.”
“Saya sedang duduk di sebelah seorang wanita (yang) mengeluarkan sekantong telur rebus,” komentar salah satu pengguna TikTok. Alli mengungkapkan dalam video lain bahwa butuh empat jam, atau seluruh durasi penerbangan, sebelum dia bisa menghilangkan bau busuk dan rasa tidak nyaman dari tuna kalengan.
Meskipun secara hukum tidak ada yang salah dengan memakan tuna atau telur rebus di pesawat, ada aturan tidak tertulis yang mungkin tidak boleh dilakukan oleh penumpang.
Shani Peralta, pramugari Southwest Airlines, mengatakan kepada Washington Post bahwa meskipun beberapa etika dalam penerbangan masuk akal, “akal sehat manusia tidak selalu universal atau sama.”
“Hanya sedikit orang yang membawa makanan ke dalam pesawat, namun ada pula pelanggar yang suka membawa salad telur atau sandwich tuna,” ujarnya.
“Dalam benak mereka, mereka tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Mereka hanya berpikir, ‘Hei, aku mau makan sandwich tuna. Aku lapar.’
Namun bukan hanya makanan berbau menyengat saja yang bisa menimbulkan keributan pada penumpang pesawat.
Pada Kamis (22/8), seorang wanita mengunggah video di media sosial dirinya sedang membuat roti penghuni pertama di dalam pesawat. Sontak dunia maya dihebohkan dengan aksi tersebut.
Alih-alih mengagumi pemilik toko roti rumahan di Texas, Maria Baradel karena memfermentasi roti buatannya di pesawat, pengguna media sosial dengan cepat mengkritik tindakannya, menyebutnya “tidak bijaksana”. Banyak yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap orang yang sensitif terhadap gluten dan gandum. (aur/langsung)