Jakarta, CNN Indonesia –
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Cominfo) akan mendorong digitalisasi industri gula aren di Wilayah Sinjai, Sulawesi Selatan. Melalui pelatihan Akademi Kewirausahaan Digital, para pelaku usaha lokal seperti Ardiansia memanfaatkan potensi produksi gula aren di daerahnya, bahkan internasional.
Kabupaten Sinjai di Sulawesi Selatan dikenal sebagai penghasil gula aren. Selain rasanya yang asli, gula aren juga memiliki efek menguntungkan bagi tubuh.
Pada Desember 2022, Ardiansya memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka pabrik gula aren dengan nama Arenci.
“Untuk ide pertama saya melihat potensi yang ada di daerah kita, khususnya di wilayah Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan yang banyak terdapat produsen gula aren. 8 dari 9 kecamatan masih memproduksi gula aren.” kata Ardiansya kepada CNN Indonesia.
Proses pembuatan gula aren cukup lama dan memerlukan ketelitian. Ardians mendapatkan gula aren mentah, yaitu sirup gula aren, langsung dari petani setempat.
Larutan gula jawa dicairkan dan diubah menjadi gula jawa dan gula jawa. Demi menciptakan gula aren dengan kualitas terbaik, ia bertekad tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna.
Ardiansya mengaku banyak tantangan yang ia hadapi dalam satu tahun memulai usahanya.
Mulai dari tantangan mendapatkan bahan baku yang memenuhi standar hingga memperkenalkan produknya ke masyarakat luas. Ia juga mengakui persaingan bisnis sangat ketat di era digitalisasi.
“Di era digitalisasi, persaingan bisnis sangat ketat, namun kenyataannya kita para pelaku bisnis perlu mengetahui bahwa teknologi atau digital itu diperlukan untuk memulai dan mengembangkan bisnis, dan produk kita tidak hanya dikenal di dalam negeri saja,” imbuhnya.
Pada tahun 2023, Ardiansya mendapat kesempatan untuk mengikuti Akademi Kewirausahaan Digital yang diselenggarakan oleh Cominfo di Wilayah Sanjay.
Ardiansya mengaku banyak belajar membangun bisnis melalui media sosial. Selain itu, ia masih sering membaca modul-modul pelatihan yang diberikan saat itu.
“Kalau bicara manfaatnya ya ada manfaatnya, kegiatan ini berdampak bagi kita. Kita dikasih modul dan buku praktik, kita pelajari dan saya sering baca sampai saat ini. Memang kegiatan yang kita lakukan bersama Kementerian Perhubungan dan Informasinya luar biasa” kata Ardiansya.
Gula Aren Arensi saat ini memiliki beberapa media sosial, toko online dan website. Bahkan Ardiansya mengaku mendapat pesanan sebanyak 15 ton dari Turki.
Namun permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi karena kendala modal dan bahan baku.
Saat ini pendapatan bulanan Ardiancia dari bisnis gula aren mencapai 5-10 juta. Ia juga berharap pemerintah memberikan lebih banyak pelatihan kepada usaha kecil dan menengah untuk membantu mereka berkembang.
(vws/fef)