Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga RI Taufik Hidayat menegaskan adanya dualisme pengelolaan olahraga. Ia ingin membicarakan hal ini dengan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Dito Ariotedjo.
Taufik Hidayat yang berpengalaman sebagai atlet bulu tangkis menilai dualisme dapat membahayakan perkembangan olahraga, khususnya para atlet. Karena itu, dia tidak ingin ada dua versi pengelolaan olahraga.
“Presiden prihatin sekarang ada beberapa cabang olahraga yang memang dualistik. Atletnya yang rugi, sayang sekali. Jadi harus kita bereskan,” kata Taufik di Jakarta, Selasa (22/10).
Salah satu cabang olahraga yang masih bertahan hingga saat ini adalah tenis meja. Kepemimpinan PTMSI terbagi menjadi dua kubu yang terbagi dalam dua versi kepemimpinan, yaitu Federasi yang dipimpin oleh Ketua Umum Pengurus PTMSI Peter Layardi Lay dan Federasi yang dipimpin oleh Ketua Umum Pengurus Pusat PTMSI. Komjen Pol. (Purn) Oegroseno.
Melihat hal tersebut, Taufik ingin mengajak pengurus serikat pekerja untuk kembali berdialog. Sebab, pembicaraan antara Menpora dan pengurus tenis meja 2023 belum juga menemui titik akhir.
“Ya kita lihat, maksudnya kita duduk bersama, kita bahas mana yang terbaik. Sekali lagi kita ingatkan, kalau terus begini, atletnya yang rugi ya,” ujarnya.
“Kami hanya perlu menelepon atlet dan menyampaikan kepada media apa yang kami inginkan. Kita lihat saja, dengar, bukankah kita kasihan pada atletnya? Atau siapa saja ofisialnya, pengurus hanya dititipkan sementara, kami tidak kasihan dengan atletnya. “, tambahnya.
Sebelumnya, upaya Menpora menyelesaikan dualisme olahraga adalah dengan meresmikan Dewan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAKI) sebagai otoritas tunggal dalam arbitrase olahraga nasional.
Harapannya, kehadiran BAKI dapat menjadi solusi penyelesaian dualisme di PTMSI.
(untuk/nva)