Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza menyusul kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
“Blinken menekankan perlunya memanfaatkan kematian Yahya Sinwar untuk membebaskan semua sandera dan mengakhiri konflik di Gaza dengan cara yang memberikan keamanan abadi bagi Israel dan Palestina,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller usai pertemuan di Yerusalem.
Blinken juga menyerukan agar lebih banyak bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke wilayah Palestina.
“Tn. Blinken juga menekankan bahwa Israel harus mengambil langkah tambahan untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza dan memastikan bantuan tersebut menjangkau warga sipil di seluruh Jalur Gaza,” kata Miller.
Sebelumnya, Amerika Serikat mengatakan akan membekukan bantuan militer ke Israel sejalan dengan undang-undang AS yang melarang dukungan militer ke negara-negara yang memblokir bantuan kemanusiaan, seperti agresi Israel terhadap Gaza.
Namun di saat yang sama, Amerika Serikat juga mengirimkan sistem antimisil ke Israel.
Pernyataan AS tentang pengiriman pasukan militer ke Israel dan pernyataan pada hari yang sama bahwa Israel harus memperbaiki situasi kemanusiaan di Jalur Gaza menunjukkan tindakan “tidak konsisten” dari pihak berwenang.
Matthew Miller menolak mengungkapkan apa konsekuensinya jika Israel tidak memenuhi tuntutan AS untuk memperbaiki situasi di Gaza.
“Saya tidak akan membicarakan hal itu hari ini,” kata Miller dalam pernyataannya baru-baru ini.
Dalam surat pribadi pada Selasa (15/10), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mendesak Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Strategi Ron Dermer untuk mengambil “tindakan tegas” dalam waktu 30 hari. Batas waktu untuk mengubah situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza.
Sebelumnya, Amerika Serikat menghentikan pengiriman ribuan bom ke Israel awal tahun ini karena tentara Zionis berencana memperluas operasi di Gaza selatan.
Namun Amerika kembali melanjutkan dan terus memasok senjata ke Israel, bahkan ketika negara tersebut telah meningkatkan serangannya terhadap Gaza dan Lebanon.
Ancaman AS terhadap Israel masih menjadi pertanyaan. Mengirimkan pasukan ke Israel bukannya mengirimkan pesan yang lebih kuat mengenai dukungan berkelanjutan bagi Amerika Serikat, tidak peduli betapa buruknya situasi keamanan. (tim / tidak)