Jakarta, CNN Indonesia —
Konflik merupakan pertentangan atau pertikaian antar individu atau anggota masyarakat dalam kehidupan. Konflik bisa terjadi dimana saja.
Selain dampak negatif, konflik atau perselisihan juga dapat menimbulkan dampak positif. Lantas, apa saja aspek positif konflik dalam hidup?
Pertama, perlu Anda ketahui bahwa konflik muncul karena perbedaan. Misalnya perbedaan ciri fisik, emosi, budaya, kebutuhan, minat, dan pola perilaku individu atau kelompok dalam masyarakat.
Perbedaan-perbedaan tersebut kemudian berakhir dengan konflik ketika struktur sosial masyarakat tidak mampu mengatasi perbedaan tersebut
Dikutip dari Buku SMA dan MA Modul 2 Sosiologi Kata konflik berasal dari bahasa latin configere yang artinya saling serang.
Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan konflik sebagai pertikaian, pertikaian atau perselisihan. Sederhananya, pertentangan berarti dua hal atau lebih yang berlawanan, tidak sejalan, dan kontradiktif.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua atau lebih individu (atau kelompok) dimana pihak lain berusaha untuk menghilangkan konflik tersebut dengan menghilangkan atau melemahkan dampaknya.
Konflik dapat mempunyai dampak positif dan negatif. Dibawah ini penjelasannya.1. Fitur positif
Di bawah ini adalah aspek-aspek positif konflik yang memperjelas aspek-aspek kehidupan yang masih belum jelas. Misalnya, perbedaan pendapat dalam suatu diskusi memungkinkan terjadinya pembentukan kembali norma, nilai, dan hubungan sosial dalam suatu kelompok dalam kaitannya dengan kebutuhan individu atau kelompok (kohesi kelompok). Keseimbangan mengurangi konflik dengan kelompok lain. Misalnya, kedua pihak yang berkonflik mungkin memutuskan untuk tidak melanjutkan konflik karena mereka menyadari bahwa konflik tidak akan pernah berakhir.
2. Aspek negatif
Gangguan lebih lanjut terhadap hubungan antar individu dan kerusakan pada properti individu. Misalnya, konflik menimbulkan perasaan dendam, keraguan, atau dominasi kelompok yang tidak berhasil sebagai cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
Faktor penyebab konflik
Menurut Soerjono Soekanto, ada empat faktor penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat, yaitu perbedaan antar individu, perbedaan budaya, perbedaan kepentingan dan perubahan sosial. Penjelasan di bawah 1. Perbedaan individu
Perbedaan antar manusia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya konflik. Contohnya adalah perbedaan pandangan atau pendapat yang dapat menimbulkan perasaan pahit.
Hal ini menimbulkan perasaan benci hingga terjadi upaya untuk saling menghancurkan.2. Perbedaan budaya
Disadari atau tidak, mereka dipengaruhi oleh pola pikir dan sikap kelompoknya. Pola budaya kelompok turut berperan dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang.
Karena praktik budaya yang beragam tersebut, perbedaan individu seringkali menimbulkan konflik antar kelompok sosial.3. Perbedaan kepentingan
Seperti halnya kelompok, setiap individu mempunyai kebutuhan dan minat yang berbeda-beda dalam melihat atau melakukan sesuatu. Kepentingan tersebut mungkin terkait dengan politik, ekonomi, masyarakat dan budaya4. Perubahan sosial
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang senantiasa berubah seiring dengan perkembangan kebutuhan dan pengetahuannya. Perubahan tersebut juga mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap nilai, norma, dan pola perilaku.
Akibatnya, perubahan sosial berujung pada konflik. Misalnya konflik antara tua dan muda mengenai pola perilaku sosial tradisional.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan bagian dari proses interaksi sosial antar manusia untuk mencapai tujuan atau keyakinan yang disebabkan oleh perbedaan yang berbeda.
Ini menggambarkan pro dan kontra konflik dalam kehidupan. Semoga bermanfaat dan selamat membaca! (juh/juh)