Jakarta, CNN Indonesia —
Dalam Islam, keluarnya darah dari alat kelamin wanita dibagi menurut kondisinya, salah satunya adalah darah istihaza. Apa itu darah Istihaza?
Darah istihaza adalah salah satu jenis pendarahan yang dialami wanita, namun bukan darah haid atau nifas.
Oleh karena itu, istihaza darah dalam Islam mempunyai hukum dan ketentuan tersendiri. Berikut penjelasan lengkap tentang istihad darah.
Arti Isthihaza darah
Istihadha yang bersumber dari kitab Fiqh Sunnah (2021) adalah darah atau flek yang keluar terus-menerus dari alat kelamin wanita, tidak pada waktu yang biasa.
Darah istihadah termasuk darah penyakit dan tidak termasuk darah normal yang keluar pada saat haid atau setelah melahirkan.
Dalam dunia kedokteran, kondisi ini sering disebut dengan metrorrhagia, atau pendarahan vagina abnormal saat menstruasi yang tidak berhubungan dengan ciri-ciri darah istihasik.
Untuk membedakan darah Istihaza dengan darah haid atau nifas, perlu diketahui ciri-ciri darah Istihaza sebagai berikut: Warna darah Istihaza pada umumnya merah kalem atau kekuningan serta cukup kental dan kekuningan. Terkadang mungkin timbul bau aneh seperti darah istihaza, dan durasi istihaza darah bisa berlangsung lebih cepat atau lebih lama dari periode normal. Aturan ibadah ketika seorang wanita mengalami pendarahan yaitu istihad padahal dia belum haid, karena penyakit atau darah yang tercemar.
Menurut hukum Islam, istihazah berdarah adalah pendarahan yang tidak menghalangi seorang muslimah untuk shalat. Beberapa ketentuan hukum mengenai darah istihaza adalah sebagai berikut: Karena darah istihaza termasuk darah penyakit, bukan darah haid, maka bagi wanita yang telah menjalani istihaza tetap diperbolehkan shalat dan puasa. I’tikaf, membaca Al Quran. Anda bisa berhubungan seks dengan pasangan Anda. Tidak wajib memberinya sepotong kapas, kain atau perban sebelum shalat. Wudhu sebelum ibadah atau wudhu setelah junub. Seorang wanita yang sedang istihaza wajib membasuh dirinya setiap kali menunaikan shalat wajib. Dia hanya boleh membasuh dirinya satu kali setiap shalat. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa wanita istihaza tidak mandi sebelum waktu shalat demi menjaga kebersihan sebelum shalat.
Tata cara beribadah wanita secara istihad
Disebutkan bahwa perempuan dalam istihaza tetap diwajibkan menunaikan ibadah seperti shalat, puasa, dan mengaji, serta diperbolehkan melakukan persetubuhan dengan suaminya.
Lalu bagaimana cara shalat saat istihaza?
Pada prinsipnya proses shalat istihaza sama dengan shalat pada umumnya. Perbedaannya hanya pada proses pembersihan sebelum dicuci.
Berikut tata cara shalat yang bisa dilakukan beserta tujuan wudhu untuk istihaza.
1. Membasuh kemaluan sebelum shalat.
2. Jaga atau tutupi aurat dengan kapas saat hendak salat.
3. Membungkus penis. Anda juga bisa melakukan ini setelah memasukkan dan menutup alat kelamin. Namun menurut Imam al-Ramli, jika perdarahan dapat dicegah dengan perban, maka dianggap cukup tanpa perlu dilakukan oklusi ulang.
4. Berwudhu ketika tiba waktu shalat. Wanita Istihaza tidak boleh mandi sebelum waktu shalat. Berikut bacaan tujuan istihaza berwudhu
Nawaitu ardhal abdestu’i lis tibahatis salati lillahi ta’ala
Artinya: “Demi Allah, saya mempertimbangkan untuk mewajibkan wudhu untuk izin shalat.”
5. Untuk mempercepat shalat ketika darah Istihaza sudah terlumuri seluruhnya.
6. Wanita Istihaza wajib mandi kembali setiap melaksanakan shalat wajib. Mereka tidak dapat menggunakan satu wudhu untuk dua shalat wajib lainnya.
Istihaza darah merupakan suatu kondisi yang bisa dialami oleh wanita muslim. Meski dapat menimbulkan kebingungan, Islam telah memberikan pedoman yang jelas mengenai hukum dan tata cara beribadah bagi perempuan yang mengalami situasi tersebut. (avd/fef)