Jakarta CNN Indonesia —
Para ahli dari Pusat Penelitian Alma mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) takut terhadap kelompok bersenjata Hizbullah.
Tal Beri, Direktur Pusat Penelitian ALMA, sebuah organisasi nirlaba yang melacak perkembangan keamanan di perbatasan utara Israel, mengatakan UNIFIL takut terhadap Hizbullah. Jadi tidak akan ada tindakan apa pun jika Hizbullah memasang peluncur roket di sekitar markas mereka.
“Ketika Hizbullah menempatkan peluncur roket di samping salah satu pangkalan UNIFIL, 99,9 persen UNIFIL tidak akan melakukan apa pun, mereka takut,” kata Beeri, menurut The Times of Israel.
Berri mengatakan UNIFIL bertindak seperti itu karena tidak mau dan tidak mampu melawan Hizbullah. Jadi dia berkata: Apapun yang Hizbullah lakukan dan katakan, Pasukan Penjaga Perdamaian akan patuh.
“Jika Hizbullah memerintahkan pasukan UNIFIL untuk tidak memasuki wilayah tertentu, tentara akan mengikutinya. Jika menolak, mereka bisa terluka atau diculik,” kata Beeri.
“Itu terjadi di masa lalu. Sebelum perang saat ini,” lanjutnya.
Beri adalah mantan anggota dinas intelijen Angkatan Pertahanan Israel (IDF). Dia bertugas di sana selama beberapa dekade.
Selain perkataan Berri, Pusat Penelitian Alma juga telah merilis peta yang menunjukkan lima pangkalan UNIFIL yang menurut Hizbullah digunakan sebagai perlindungan untuk meluncurkan roket ke Israel.
Badan tersebut mengklaim bahwa Hizbullah telah menembakkan sebanyak 22 roket di sekitar markas UNIFIL di Israel sejak dimulainya perang.
Pasukan militer Israel melancarkan serangan ke Lebanon selatan pada tanggal 1 Oktober. Markas besar dan personel UNIFIL telah menjadi sasaran serangan Israel sejak saat itu. Sebab, mereka dituding dekat dengan wilayah aktif Hizbullah.
Beberapa serangan Israel juga melukai puluhan personel UNIFIL, serta pasukan TNI dan Sri Lanka.
Israel juga meminta UNIFIL untuk menarik diri dari Jalur Biru sepanjang 5 kilometer.
Pada Minggu (13/10), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menarik diri dari UNIFIL.
Meskipun ada perintah ini, UNIFIL menegaskan kembali bahwa mereka akan mempertahankan posisinya dan mempertahankan perbatasan Lebanon-Israel.
(blq/DNA)