Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah penelitian baru mengungkap mengapa lumba-lumba tersenyum satu sama lain. Baca penjelasannya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal iScience menunjukkan bahwa lumba-lumba membuka mulutnya saat bermain satu sama lain. Mulut terbuka ini terlihat seperti sedang tersenyum.
Sekelompok ilmuwan dari institusi di Italia dan Perancis membuat penemuan ini setelah mempelajari 11 lumba-lumba di Zoomarin di Roma dan 11 lumba-lumba di Planete Sauvage di Perancis. Lumba-lumba ini dilatih dengan cara bermain satu sama lain, pelatih manusia, dan diri mereka sendiri.
Sebuah tim peneliti menemukan bahwa lumba-lumba sering tersenyum ketika berada di hadapan pasangannya (lumba-lumba). Para pemain kemudian membalas sebagian besar senyuman mereka.
Hal ini menunjukkan komunikasi untuk menghindari kesalahpahaman yang menyebabkan mereka bertengkar saat bermain.
Para peneliti menemukan bahwa 92 persen dari waktu mereka membuka mulut ketika ingin bermain bersama, dibandingkan dengan orang lain atau bermain sendirian.
“Saya juga berpikir lumba-lumba membuka mulutnya sebagai respons terhadap permainan, dan sepertinya ini adalah bentuk komunikasi,” kata St. Profesor psikologi Louis, Heather Hill. Mary’s University, San Antonio, Texas, tidak terlibat dalam penelitian tersebut, CNN melaporkan Jumat (4/10).
Dia juga menambahkan “senyum” mirip lumba-lumba untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki niat yang sama.
Lumba-lumba dikenal suka bermain, bersosialisasi, dan memiliki kemampuan komunikasi yang kompleks. Cara bermainnya berbeda-beda, seperti melompat secara bersamaan, terpeleset dan berputar di dalam air, memukul permukaan air dengan sirip ekornya, berpura-pura berkelahi dan berselancar.
Meskipun lumba-lumba memiliki sifat suka bermain, ekspresi wajah mereka saat bermain belum diteliti. Namun, penelitian menunjukkan bahwa mamalia lain, seperti manusia dan monyet, berkomunikasi dengan mulut terbuka dan senyuman lucu.
Para peneliti yakin perilaku ini berasal dari gigitan yang dimodifikasi.
Saat lumba-lumba berinteraksi secara agresif atau melakukan aktivitas santai, mereka tidak saling tersenyum.
Meski semua lumba-lumba yang dijadikan subjek penelitian hidup di penangkaran, para peneliti mencatat bahwa perilaku “tersenyum” ini juga bisa dilakukan oleh lumba-lumba liar. Namun tidak sering karena mereka sibuk mencari makan dan menghindari predator.
“Langkah selanjutnya adalah menggunakan metode yang sama, bekerja dengan spesies liar dan melihat apakah mereka melakukan hal yang sama dalam konteks yang sama,” kata Hill.
Para peneliti juga mencatat pentingnya komunikasi suara selama bermain game dan menyarankan agar hal ini bisa menjadi fokus penelitian di masa depan.
“Lumba-lumba telah mengembangkan salah satu sistem vokal paling kompleks di dunia hewan, namun suaranya juga dapat mengungkap keberadaan mereka kepada predator atau penyadap,” kata penulis studi Livio Favaro, ahli zoologi di Universitas Turin.
Dia menambahkan bahwa lumba-lumba menggunakan suara siulan yang dicampur dengan isyarat visual untuk membantu mereka bekerja sama. Kegiatan ini bermanfaat saat sosialisasi ketika ancaman predator rendah. (wnu/dmi)