Jakarta, CNN Indonesia
Menteri Pemuda dan Olahraga RI Dito Ariotedjo mendirikan Dewan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAKI), satu-satunya badan arbitrase olahraga nasional di Indonesia.
Mantan badan arbitrase yang menyelesaikan perselisihan olahraga di Indonesia adalah BAKI dan Dewan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). Hal ini mengakhiri pelembagaan bilateral mahkamah arbitrase sebelumnya yang memiliki lebih dari satu.
Tantangan terbesar dalam menyatukan satu lembaga arbitrase olahraga adalah faktor sejarah dan sifat perkara yang ditangani. Sebelumnya, terdapat dua forum penyelesaian perselisihan olahraga di BAKI yang dibentuk oleh KOI dan BAORI oleh KONI. kementerian. Dinas Pemuda dan Olahraga di Jakarta Jumat (18/10).
“Ini bukan soal menang atau kalah, dan yang lebih penting,” imbuhnya. “Namun, penting bagi semua pengambil kebijakan untuk mengatasi perselisihan sesuai dengan amanat Undang-Undang Olahraga sehingga perselisihan dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan adil.”
Dito menyatakan BAKI merupakan lembaga independen. Oleh karena itu, baik dia maupun orang lain tidak dapat melakukan intervensi dalam penyelesaian perselisihan olahraga.
Lebih lanjut Dito berpesan kepada BAKI untuk berperan strategis dalam memajukan olahraga nasional. Menurutnya, olahraga yang masuk ke ranah industri memerlukan landasan hukum yang mengikat, terutama di saat terjadi konflik.
“Saya berharap BAKI mampu memberikan akses yang setara dan adil tanpa terkecuali, bahkan bagi para atlet, insan olahraga, dan pengelola lembaga yang memiliki keterbatasan sumber daya keuangan,” ujarnya.
Ketua BAKI Mohamed Idwan Ganie mengatakan pihaknya akan menjalankan tugasnya secara maksimal. Ia juga menyatakan lebih memilih independensi sebagai lembaga yang tidak terikat pada pihak mana pun.
“BaKI saat ini dan ke depan akan tetap menjadi badan pengelola yang independen, meskipun BAKI didukung dan dikoordinasikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga,” ujarnya.
(ikw / nva)