Solo, CNN Indonesia —
Pembangkit Listrik Tenaga Air Limbah (PLTSa) Putri Cempo diprotes warga sekitar Solo, Jawa Tengah, Selasa (15/10).
Mereka mengeluhkan sesak napas bahkan gatal-gatal akibat emisi pembangkit listrik, hal yang dibanggakan Wakil Presiden terpilih Jibran Rakabuming Raka saat menjabat Wali Kota Solo.
Proyek energi terbarukan ini dicanangkan Gibran Rakabuming Raka saat masih menjabat Wali Kota Solo pada akhir Oktober 2023. PLTSa Putri Cempo diharapkan bisa menjadi solusi permasalahan sampah kota tanpa sampah dan polusi.
Warga bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah dan BEM Universitas Sebelas Maret (UNS) langsung menyampaikan keluh kesahnya kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di ruang Nata Praja, Selasa pekan lalu.
Salah satu perwakilan warga, Slamet Widodo mengatakan, dampak sampah sudah terasa sejak dua hingga tiga minggu terakhir.
“Di sini terdapat sampah padat berwarna hitam yang menyebabkan warga sesak napas, batuk, pilek, dan gatal-gatal. Melihat anak-anak batuk begitu keras hingga mereka tidak tahan. Kami sangat kecewa,” kata Slamet usai pertemuan dengan pejabat kota.
Menurut Slamet, selama dua bulan terakhir PLTSa Putri Cempo mendatangkan sampah dari Bali untuk diolah menjadi listrik. Dia mengatakan limbah padat dari pengolahan limbah dibuang di tempat terbuka dekat pemukiman penduduk.
“Limbahnya berwarna hitam seperti batu bara dan berbau tidak sedap. Katanya batu bara. Tapi baunya sangat menyengat,” kata Slamet.
Selain limbah padat, PLTSa Putri Cempo juga diduga membuang limbah cair yang dibuang langsung ke sungai di belakang PLTSa.
Sungai tersebut, kata Slamet, mengalir ke Sungai Bengawan Solo. Slamet mengatakan, sejak PLTSa Putri Cempo membuang limbah cair tersebut, vegetasi di sepanjang sungai mengering.
“Jika kita membakar limbah cair, maka akan langsung terbakar,” ujarnya.
Limbah cair bahkan diyakini telah mencemari air tanah sejumlah rumah warga.
“Di beberapa tempat, air yang biasa digunakan untuk mengairi lahan sudah tidak ada lagi. Kalau diberi air malah mati,” ujarnya.
Kepala Dinas Dalam Negeri VALHI Jateng Nur Cholis meminta Pemkot Solo segera menindak keluhan warga. Ia juga menilai proyek PLTSa Putri Cempo perlu ditinjau ulang karena merugikan warga sekitar.
“Sebenarnya energi baru terbarukan ini tidak seindah yang diharapkan,” kata Nur Cholis.
Ia mengatakan, WALHI sejak awal menentang rencana Pemkot Solo membangun PLTSa di Mojosongo. Nur Cholis mengaku sejak awal tidak percaya dengan klaim pemerintah soal ramah lingkungan di pembangkit PLTSa Putri Cempo.
“Kami memahami sejak awal bahwa pembakaran limbah ini pasti akan menimbulkan emisi karbon beracun, yang akan menimbulkan bencana bagi masyarakat di wilayah tersebut dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota Solo Christiana Harianti tak menampik adanya sampah yang dihasilkan oleh PLTSa Putri Cempo. Petugas DLH pun menemui warga untuk mendengarkan keluhan mereka.
“Kami melakukan monitoring dan bekerja sama dengan pakar lingkungan hidup dari UNS. Ternyata ada pencemaran,” kata Christiana.
Menurut Ana, sahabatnya, sampah yang dihasilkan PLTSa Putri Cempo sebenarnya sudah melebihi kapasitas pengolahannya. Akibatnya, sampah harus ditimbun sementara di lahan yang sudah ada.
Pemkot juga mengundang PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) sebagai operator PLTSa Putri Cempo. Menurut Ana, PT SCMPP sepakat untuk menutup sampah tersebut dengan tembok.
“Pakar kami merekomendasikan untuk membangun tembok dan menyemprot sampah dengan air agar debu tidak mencemari udara. Dan mereka setuju dengan rekomendasi tersebut,” ujarnya.
Anna juga mengakui limbah cair PLTSa Putri Cempo mencemari anak sungai Bengawan Solo. PT SCMPP, kata dia, sebenarnya sudah memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) yang mengolah limbah cair, namun ada faktor hujan yang menyebabkannya mengalir ke lingkungan.
“Baru kemarin terjadi hujan deras yang berasal dari tangki IPAL yang berkeliling,” ujarnya.
PT SCMPP, kata Ana, juga berminat memperbaiki IPAL-nya.
“Kami sudah membuat laporan resmi dan disepakati perbaikan IPAL segera. Mereka berjanji akhir Oktober akan selesai,” kata Anna.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis fun-eastern.com belum menerima keterangan resmi dari PT SCMPP.
(anak/anak)