Jakarta, CNN Indonesia —
Timnas Indonesia membuktikan tajinya kini ada di level Asia setelah melakoni empat laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Meski kalah 1-2 dari China pada laga terakhir di Stadion Qingdao, Indonesia patut diapresiasi. Tim besutan Shin Tae Yong mampu mendominasi permainan di hadapan lawan.
Jay Idzes dan kawan-kawan memaksa China bertahan dengan gaya “park the bus” dan memilih mengandalkan serangan balik ke gawang Indonesia. Pertarungan yang jarang terjadi saat menghadapi tim seperti China.
Gol kemenangan kedua China juga terjadi karena kesalahan pemain belakang Indonesia. Bukan karena permainan Tiongkok yang terorganisir.
Meski kalah dari China, permainan Indonesia bisa dikatakan lebih baik dari sebelumnya. Ragnar Oratmangoen dkk tak segan bermain agresif dan memaksa China lebih bertahan.
Sofascore mencatat Indonesia menguasai 76 persen penguasaan bola saat menjamu China. Tim Merah Putih berhasil melepaskan total 14 tembakan sepanjang pertandingan.
Hanya Tiongkok yang lebih efisien dalam mencetak gol. China berhasil menyelesaikan dua dari lima tembakan. Sedangkan Indonesia hanya berhasil mencetak satu gol dari tendangan Thom Haye.
Kekalahan ini sangat disayangkan bagi Indonesia yang bertekad mencapai empat besar. Kabar baiknya, mental pemain Indonesia lebih matang menghadapi tim-tim kuat Asia.
Sebelumnya, Timnas Indonesia dihujani pujian setelah berhasil menahan imbang Arab Saudi 1-1 pada laga pembuka Grup C di King Abdullah Sports City Stadium pada 5 September 2024.
Pada pertandingan tersebut, Indonesia unggul terlebih dahulu melalui Sandy Walsh pada menit ke-19 sebelum Musab Al Juwayr menyamakan kedudukan di masa tambahan waktu sebelum turun minum.
Hasil imbang di Jeddah melawan tim reguler Piala Dunia menambah kepercayaan diri tim Indonesia. Lima hari kemudian, Indonesia juga bisa menghadapi Australia di Stadion Pusat Gelora Bung Karno.
Indonesia kemudian nyaris meraih kemenangan saat bertandang ke Bahrain. Sayangnya, kemenangan Indonesia yang sudah di depan mata dengan cepat dipatahkan oleh gol kontroversial Bahrain di masa tambahan waktu babak kedua.
Indonesia pun harus bermain imbang 2-2 dengan Bahrain di matchday ketiga.
Perolehan poin di posisi tiga besar menjadi babak positif bagi Indonesia untuk meraih kemenangan perdananya di kandang sendiri melawan China. Sayangnya, Indonesia harus tertinggal 1-2 dari tim tuan rumah meski tampil dominan sepanjang pertandingan.
Terlepas dari kekalahan yang mereka derita di Negeri Bambu, Indonesia sudah cukup menunjukkan kualitas mereka kini mulai menyamai tim-tim elite Asia.
Ujian terberat bagi Indonesia adalah saat menjamu Jepang di Stadion GBK pada 15 November 2024. Jepang saat ini memimpin Grup C dengan 9 poin dari tiga kemenangan beruntun.
Jepang menjadi lawan terberat Indonesia di babak ketiga. Namun, Indonesia yang sedang on fire berpeluang memberikan kejutan di hadapan pendukungnya sendiri.
(Juni/Minggu.)