Jakarta, CNN Indonesia –
Musim hujan dimulai pada 2 Oktober di sejumlah wilayah di Indonesia, mulai dari Bangka Belitung hingga Kalimantan Timur. Beberapa daerah juga mungkin akan diguyur hujan hingga awal minggu depan, meski musim hujan belum dimulai.
Beberapa wilayah di Tanah Air berada pada masa peralihan antara musim kemarau dan musim hujan yang ditandai dengan cuaca panas pada pagi hingga siang hari, kemudian hujan pada sore atau malam hari.
Curah hujan pada masa transisi ini seringkali tidak merata, dengan intensitas sedang hingga lebat dalam jangka waktu singkat.
Kondisi atmosfer yang tidak stabil pada masa transisi disebut meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif seperti kumulonimbus (CB) yang dapat menyebabkan kondisi cuaca ekstrem seperti petir, angin kencang, bahkan hujan es.
“Masyarakat diimbau mewaspadai cuaca panas dan kemungkinan terjadinya hujan deras dalam beberapa hari mendatang. Hujan lebat bisa terjadi kapan saja dan disertai petir dan angin kencang,” saran BMKG dalam Outlook Weekly Weather. Periode 8 hingga 14 Oktober 2024.
Analisis dan pemantauan BMKG selama sepekan terakhir menunjukkan curah hujan di Indonesia masih cukup tinggi.
Data BMKG menunjukkan curah hujan dengan intensitas ekstrim (>150 mm/hari), sangat deras (100-150 mm/hari) dan lebat (50-100 mm/hari) terjadi di Stasiun Meteorologi Kalimarau Kalimantan Timur pada 3 Oktober. hari) datang (61). ). mm/hari); kemudian 4 Oktober 2024 di stasiun cuaca Minangkabau, Sumatera Barat (141 mm/hari), stasiun cuaca Jawa Barat (90 mm/hari), stasiun cuaca Tebelian, Sintang (71 mm/hari) dan stasiun cuaca Mozes Kilangin , Mimika (59mm). /Hari).
Kemudian pada tanggal 5 Oktober 2024 di Atang Sanjaya AWS, Bogor (106 mm/hari), Stasiun Cuaca Cut Nyak Dhien, Aceh (100 mm/hari), Stasiun Cuaca Torea, Papua Barat (81 mm/hari) dan Stasiun Cuaca Laut Belawan , Sumatera Utara (80 mm/hari); dan pada tanggal 6 Oktober 2024 di Stasiun Cuaca Nanga Pinoh Kalimantan Barat (137 mm/hari), Stasiun Cuaca Sam Ratulangi (77 mm/hari) dan Stasiun Cuaca Patimura, Maluku (60 mm/hari).
Berbagai dinamika atmosfer akan berkontribusi terhadap curah hujan hingga awal minggu depan.
Secara global, nilai IOD, SOI dan Nino 3.4 tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia.
MJO berada pada fase netral 3 (Belahan Bumi Barat dan Afrika), yang menunjukkan bahwa MJO kurang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di Indonesia. Sementara itu, aktivitas gelombang Rossby khatulistiwa diperkirakan aktif di wilayah Sumatera bagian utara hingga tengah, pesisir Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua dalam sepekan mendatang.
Aktivitas gelombang kelvin kemudian terpantau di sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah selama sepekan ke depan.
Berbagai faktor tersebut mendukung potensi peningkatan awan hujan di wilayah tersebut. Berikut daftar wilayah yang kemungkinan akan diguyur hujan hingga awal minggu depan:
Potensi hujan sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin kencang
– Aceh-Sumatera Utara-Sumatera Barat-Tanjung Riau. Tanjung Riau-Jambi-Sumatera Selatan. Bangka Belitung – Bengkulu – Lampung – Banten – Jawa Barat – Kalimantan Barat – Kalimantan Tengah – Kalimantan Timur – Kalimantan Selatan – Kalimantan Utara – Sulawesi Utara – Gorontalo – Sulawesi Tengah – Sulawesi Barat – Sulawesi Selatan – Sulawesi Tenggara – Maluku Utara – Maluku – Papua Pegunungan – Papua Selatan.
Mungkin ada angin kencang
– Tanjung Sumatera-Lampung. Bangka Belitung – Banten – DI Yogyakarta – NTT – Sulawesi Selatan – Papua Selatan
(lom/dmi)