Jakarta, CNN Indonesia –
Dua mahasiswa di Universitas Harvard telah membuat video demo yang menunjukkan bagaimana kacamata pintar dapat mengungkap identitas seseorang secara instan.
Demo ini menggunakan teknologi yang sudah ada seperti kacamata pintar Meta Ray-Ban, teknologi pengenalan wajah PimEyes, serta database sosial.
AnhPhu Nguyen dan Caine Ardafio membuat demo yang menunjukkan bahwa kacamata pintar adalah alat doxing. Kacamata ini dapat menampilkan identitas, nomor telepon, dan alamat orang asing yang terlihat di perangkat.
Dalam pengujian ini, perangkat dapat mengenali wajah dan membandingkannya dengan data online melalui kacamata pintar. Alat tersebut bekerja dengan menggunakan teknologi AI untuk mengenali wajah.
Kemudian, ia menggunakan fitur live streaming di kacamata pintarnya. Kecerdasan Buatan (AI) akan memantau streaming langsung dan mengenali wajah-wajah dalam streaming langsung.
AI kemudian akan memberikan informasi pribadi orang yang teridentifikasi melalui aplikasi smartphone.
Nguyen dan Ardayfio, yang sistemnya diberi nama I-XRAY, menggunakan fitur AI untuk menciptakan pengenalan wajah yang semakin akurat seiring berjalannya waktu. I-XRAY menggunakan PimEyes, browser berbasis pengenalan wajah yang dapat diakses oleh siapa saja.
Dalam dokumen deskripsi proyek yang dilansir The Verge (2/10), Nguyen dan Ardafio mengatakan, “Tujuan dari alat ini adalah untuk menghindari penyalahgunaan, dan kami tidak membiarkan hal itu terjadi.”
Namun, dengan menggunakan alat yang canggih, mereka menciptakan alat untuk memastikan bahwa doxing bukanlah ancaman di masa depan, melainkan sudah terjadi.
Secara khusus, I-XRAY unik karena model bahasa besar (LLM) dapat secara otomatis memproses dan mengekstrak data nama dan gambar dari berbagai sumber. Kacamata dan privasi
Kacamata pintar sering digunakan untuk tujuan privasi, bahkan Google Glass awalnya gagal karena perangkat direkam tanpa izin. Namun nyatanya, masyarakat kini semakin terbiasa merekam orang di depan umum berkat maraknya ponsel pintar, TikTok, dan blogger.
Masalah utama dengan kacamata pintar ini adalah tampilannya tidak seperti kacamata biasa.
Kacamata pintar besutan Meta ini memiliki lampu privasi saat digunakan untuk merekam. Namun saat pengujian, lampu ini sulit dilihat saat digunakan di luar ruangan dengan cahaya terang.
Seringkali orang tidak menyadari bahwa kacamata pintar merekam, terutama di banyak tempat.
Meta mengingatkan pengguna untuk mengikuti kebijakan privasi Ray-Ban. Mereka mendorong pengguna untuk menggunakan kontrol suara saat ingin merekam video, streaming langsung, atau mengambil foto. Namun faktanya masyarakat juga bisa memilih untuk tidak mengikuti etika penggunaan kacamata pintar.
(wnu/dmi)