Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Perumahan Rakyat dan Perumahan Rakyat Maruar Sirait mengatakan pengembang swasta bisa ikut serta dalam rencana Presiden Prabowo Subianto membangun 3 juta rumah.
Pembangunan rumah dapat menjadi salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bagi perusahaan, ujarnya.
“Saya menelepon teman-teman pengusaha saya dan mereka juga dapat membantu saya. Nanti negara akan datang dan teman-teman bisa membantu sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan,” ujarnya di kantor Kementerian PUPR, Senin (21). Jakarta Selatan.
Ia mengatakan, para pengusaha ini membangun rumah bukan sebagai sebuah proyek, melainkan sebagai bantuan kepada masyarakat. Dia berjanji akan menciptakan sistem yang transparan.
“Saya yakin kita akan menciptakan sistem yang transparan. Saya rasa ini perlu untuk membangun kepercayaan masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perumahan Rakyat dan Permukiman Fahri Hamzah mengatakan biaya pembangunan sebesar US$3 juta bisa diperoleh dari pemerintah atau swasta dalam dan luar negeri.
Ia menegaskan, yang terpenting adalah menyelesaikan permasalahan sisa atau kekurangan pasokan rumah yang saat ini berjumlah 13 juta dan 26 juta rumah tidak layak huni.
Fakhri mengatakan, pasar properti memang berjalan berdasarkan dinamika supply dan demand. Namun pemerintah ingin menciptakan ekosistem di mana masyarakat miskin bisa memiliki rumah.
“Dengan begitu, pemerintah akan menyiapkan subsidi dan dana untuk memastikan tersedianya fasilitas perumahan yang memadai,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri PUPR era Jokowi, Basuki Hadimuljono, memperkirakan berapa anggaran yang harus dikucurkan Prabowo untuk membangun 3 juta rumah.
Penghitungannya berdasarkan pengeluaran Presiden ketujuh Joko Widodo berupa Dana Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Ge Wanxue mencontohkan, Proyek Sejuta Rumah (PSR) yang dilaksanakan Jokowi menelan biaya Rp 20 triliun per tahun.
“Sekarang (di era Jokowi, program satu juta unit rumah per tahun) sekitar Rp 20 triliun. Jadi untuk mendapatkan program (tiga juta rumah) itu sekitar dua kali lipat dari jumlah saat ini,” kata Basuki kepada PUPR Real Estate Technology. Setelah konferensi dan pameran perdagangan, kementerian mewakili Jakarta Selatan, Jumat (23/8).
(Batas waktu/Agustus)