JAKARTA, CNN Indonesia –
Ratusan warga Beirut, ibu kota Lebanon, melarikan diri setelah tentara Israel mengumumkan akan menyerang lokasi yang terkait dengan aktivitas keuangan kelompok militan Hizbullah.
Saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa warga Beirut memenuhi jalan-jalan ibu kota, menyebabkan kemacetan panjang. Mereka berjuang untuk mencapai tempat yang dianggap lebih aman.
Menurut wartawan Al Jazeera, warga terus melihat ponsel mereka untuk mengecek peringatan dari pasukan Zionis.
Saat warga berkumpul untuk menyelamatkan diri, beberapa ledakan terdengar di kejauhan. Kebakaran juga terlihat di pinggiran selatan ibu kota.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari sebelumnya mengatakan bahwa media sosial dan afiliasinya kini menyasar lembaga keuangan Hizbullah al-Khard al-Hasan.
Ini adalah yayasan amal yang memberikan pinjaman untuk beberapa warga Lebanon. Yayasan ini memiliki hubungan dekat dengan Hizbullah dan komunitas Syiah serta memiliki banyak cabang di Lebanon.
Menurut laporan kantor media Lebanon NNA, setidaknya tiga lokasi di al-Khard al-Hasan di Lebanon selatan diserang oleh pasukan Israel setelah peringatan tersebut.
Lembaga keuangan Al-Qard Al-Hassan dilaporkan memiliki beberapa cabang di seluruh Lebanon.
Menurut NNA, serangan itu terjadi di kawasan Hay Al-Sellom, Burj Al-Barajneh dan Ghobeiry di wilayah selatan Beirut.
NNA juga melaporkan, evakuasi kini dilakukan di rumah-rumah sekitar perusahaan.
Rumah Sakit Pemerintah Belbek adalah salah satu bangunan di dekat Al-Qard Al-Hassan. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan pasien rumah sakit telah dipindahkan ke ruang aman.
CNN melaporkan bahwa “rumah sakit terus beroperasi dengan baik.”
Sementara itu, juru bicara militer Israel Daniel Hagari juga membenarkan adanya serangan terhadap markas lembaga keuangan Hizbullah al-Khard al-Hasan.
Ini adalah yayasan amal yang memberikan pinjaman untuk beberapa warga Lebanon. Yayasan ini memiliki hubungan dekat dengan Hizbullah dan komunitas Syiah serta memiliki beberapa cabang di Lebanon.
Al-Qard Al-Hassan didirikan pada tahun 1983. Israel menuduh Hizbullah menggunakan organisasi tersebut untuk membayar pekerja dan membantu warga sipil sambil menghindari sanksi. (blq/rd)