Jakarta, CNN Indonesia —
Puluhan kementerian telah ditambahkan ke dalam kabinet merah putih Presiden Prabowo Subianto, namun hal ini menimbulkan masalah karena banyak menteri yang tidak memiliki jabatan meskipun ditugaskan di dalamnya. Yang lain harus berbagi kantor.
Misalnya Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat. Meski kedua kementerian berbagi kantor.
Mereka menggunakan gedung kantor Kemenco PMK yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat seberang Istana Kepresidenan Jakarta.
Kata Menteri Koordinator PMK Pratik Noor di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10).
Cerita lain datang dari Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Daerah Agus Harimurthy Yudhoyono (AHY). Kementerian Koordinator baru yang lahir pada era Prabowo belum juga menjabat.
AHY mengaku ingin mengunjungi kantor departemen yang dipimpinnya. Penyebabnya, belum ditemukannya ruang kantor baru.
“Mungkin hari ini ada 17 orang yang bertanya kepada saya. Sampai saat ini, mereka ditanya oleh media, ‘Kantornya di mana?’ Jujur saya sulit menjawabnya,” kata AHY usai pelantikan kemarin.
Menteri Perumahan dan Permukiman Marurar Sirai juga punya cerita serupa. Kementerian tersebut dikelola oleh Marurar yang merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Saya belum tahu kantornya, biarkan saya pergi,” kata pria yang hanya menyebut namanya Alaa itu.
Sebelumnya, Prabowo mengumumkan 48 kementerian kabinet Merah Putih. Dibandingkan periode Presiden Jokowi, jumlah kementerian bertambah 14 kementerian.
Prabowo kemarin melantik menteri dan wakil menteri. Saat ini, ia telah menunjuk banyak orang termasuk penasihat khusus presiden, wakil khusus presiden, dan staf khusus presiden.
(DBD/DAL)