Jakarta, CNN Indonesia —
Hantu adalah orang biasa di banyak budaya. Bagaimana ilmu pengetahuan dan pendidikan membuktikan keberadaan makhluk halus tersebut?
Hantu adalah fenomena budaya yang diterima secara luas oleh orang-orang di seluruh dunia.
Cerita hantu, baik yang berasal dari orang tersayang, film horor, atau internet, selalu menarik. Di Internet, cerita hantu menyebar dari forum Reddit hingga thread Twitter.
Bagi sebagian orang, cerita hantu bukan sekadar hiburan, tapi juga kepercayaan. Jajak pendapat Ipsos tahun 2019 menemukan bahwa 46 persen orang Amerika mengatakan mereka benar-benar percaya pada hantu.
Kepercayaan seperti itu tumbuh di masyarakat yang berdedikasi pada pencarian bukti adanya hantu di universitas-universitas besar seperti Cambridge dan Oxford dan, pada tahun 1882, Society for Psychical Research.
Namun sejauh ini, makhluk halus tersebut belum terbukti secara ilmiah dan fisik. Apa yang membuat sulit membuktikan hantu itu nyata? Arti jiwa
Kesulitan dalam menyelidiki hantu dimulai dari kurangnya definisi universal tentang apa itu hantu. Dari masalah menutup pintu sendiri, hingga perasaan menjenguk saudara yang sudah meninggal, banyak hal yang ada pada makhluk ini.
Sosiolog Dennis dan Michele Waskul melakukan penelitian dan mewawancarai orang-orang yang mengalami kehadiran hantu pada tahun 2016.
“Banyak responden yang yakin bahwa mereka pernah mengalami sesuatu yang tidak biasa, tidak dapat dijelaskan, aneh, ganjil, atau menakutkan.”
Pengalaman pribadi merupakan salah satu bukti kepercayaan terhadap hantu, namun belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Beberapa orang percaya bahwa hantu adalah roh orang mati yang karena alasan apa pun “menghilang” dalam perjalanan ke negara lain. Ada yang percaya bahwa hantu adalah makhluk telepati yang diproyeksikan ke dunia dari mimpi kita.
Ada banyak kontradiksi seputar konsep hantu. Misalnya, apakah roh itu berwujud fisik atau tidak, ia dapat bergerak menembus benda padat tanpa mengganggu indra, atau dapat menutup pintu dan melemparkan benda ke dalam ruangan.
Seni ilahi
Beberapa peneliti mengatakan bahwa alasan belum terbuktinya keberadaan roh adalah karena manusia belum memiliki teknologi yang diperlukan untuk menemukan atau menjelajahi dunia spiritual.
Pemburu hantu menggunakan banyak metode kreatif (dan patut dipertanyakan) untuk mendeteksi keberadaan makhluk-makhluk ini.
Banyak dari teknik ini terinspirasi oleh pengukur Energi Psikokinetik (PKE) dari film Ghostbusters.
Misalnya Geiger, deteksi Medan Elektromagnetik (EMF), deteksi ion, kamera inframerah, dan mikrofon portabel. Namun, tidak satu pun dari alat tersebut yang terbukti benar-benar mendeteksi hantu.
Dalam artikel berjudul Tren Sastra: Penilaian Lingkungan terhadap “Rumah Berhantu”, para ahli mengatakan penelitian tentang rumah berhantu seringkali tidak memadai atau lemah.
Selain itu, para ahli mengatakan penelitian tersebut mengamati kondisi dalam ruangan seperti tingkat cahaya, kualitas udara, suhu, dan medan magnet.
Kompatibilitas di halaman berikutnya…