Jakarta, CNN Indonesia —
Pada Kamis pagi waktu setempat (24/10), balon propaganda berisi puing-puing Korea Utara kembali masuk ke Korea Selatan dan mendarat di kompleks istana presiden di ibu kota, Seoul.
Balon tersebut meledak di udara dan puing-puingnya tersebar di area kantor Presiden.
“(Balon) meledak di udara dan puing-puingnya teridentifikasi berserakan di area kantor Yongsan,” kata Dinas Keamanan Presiden dalam pernyataan yang dikirim ke AFP.
Namun, pihak dinas menambahkan, di dalam balon tersebut tidak ada benda apa pun yang dapat membahayakan masyarakat di kawasan kompleks kepresidenan. “Tidak ada bahaya atau pencemaran yang berbahaya,” imbuhnya.
Media lokal Korea Selatan, Chosun Daily, memberitakan bahwa balon sampah tersebut berisi selebaran propaganda yang mengejek Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan istrinya Kim Keon Hee.
Di dalam balon tersebut terdapat foto Presiden Yoon dan istrinya yang bertuliskan “Untungnya Presiden Yoon dan istrinya tidak memiliki anak” dan “Korea Selatan adalah kerajaan Keon Hee.”
Ibu Negara Kim saat ini dilanda sejumlah masalah pelik. Ia diduga terlibat manipulasi saham beberapa perusahaan di Korea Selatan. Selain itu, ia juga diduga ikut campur dalam pemilu Korea Selatan pada April lalu.
Serangan balon tersebut terjadi setelah Kim Yo Jong, saudara perempuan Presiden Korea Utara Kim Jong Un, menuduh aktivis Korea Selatan mengirimkan propaganda anti-Korea Utara ke negaranya.
Selain itu, insiden tersebut terjadi beberapa hari setelah Korea Selatan mengirimkan drone ke ibu kota Pyongyang.
“Seoul perlu mengalami hal ini secara langsung untuk mengetahui betapa berbahayanya tindakannya dan betapa buruk dan berbahayanya konsekuensinya,” kata Jong.
Faktanya, ini bukan pertama kalinya kantor kepresidenan Korea Selatan diserang oleh balon sampah Korea Utara. Sebab Korea Utara juga melakukan hal serupa pada Mei dan Juli lalu. Faktanya, kompleks kepresidenan Korea Selatan dijaga ketat oleh militer dan angkatan udara.
Serangan balon tersebut merupakan respon Korea Utara terhadap propaganda anti-Korea Utara yang dilakukan para aktivis di Korea Selatan. Pasalnya, kelompok aktivis anti Korea Utara di Korea Selatan juga diyakini kerap mengirimkan balon propaganda ke wilayah Korea Utara.
Balon tersebut biasanya berisi lembaran dolar AS dan gambar idola K-pop, yang tidak dijual di Korea Utara. (Gas/RDS)