Jakarta, CNN Indonesia —
Belakangan ini istilah ‘coma hour’ sedang viral di media sosial. Istilah ini dipopulerkan oleh Generasi Z.
Jam koma mengacu pada keadaan di mana tubuh merasa lelah karena kekurangan energi. Hal ini biasanya terjadi pada pagi atau sore hari.
Kelelahan membuat Gen Z sulit fokus dan berkonsentrasi pada hal yang perlu dilakukan.
Psikolog klinis Veronica Adesla mengatakan fenomena seperti itu sering dikaitkan dengan kabut otak, yang membuat otak sulit berkonsentrasi dan memproses informasi dengan jelas.
Minimnya waktu bersantai, lanjut Veronica, menjadi salah satu penyebabnya. Setiap orang perlu istirahat agar dapat menjalankan fungsinya dengan lebih baik.
Kabut otak membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit. Menurut situs Cleveland Clinic, kabut otak membuat seseorang sulit menyelesaikan tugas dan kehilangan alur berpikir di tengah percakapan.
Ketika seseorang mengalami brain fog, ada beberapa hal yang bisa terjadi. Ini termasuk kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, kelelahan, pelupa dan berpikir lambat.
Meski demikian, brain fog tidak termasuk dalam kategori gangguan kesehatan. Beberapa masalah dapat menyebabkan kondisi ini.
Setiap orang mempunyai masalah kabut otak yang berbeda-beda. Namun, kabut otak terutama mempengaruhi kemampuan kognitif otak.
Selain kurang istirahat, brain fog sering dikaitkan dengan kondisi medis tertentu seperti diabetes, hipoglikemia, kecemasan, perubahan hormonal selama kehamilan dan menopause, serta depresi. Cara Mengatasi Jam Koma
Ada beberapa cara untuk mengatasi jam koma. Misalnya saja dengan bersantai.
Aktivitas seperti meditasi, mendengarkan musik yang menenangkan, atau melatih teknik pernapasan dapat membantu mengurangi ketegangan.
“Jangan lupa istirahat saat bekerja, istirahat dan bersantai untuk mengisi ulang kekuatan otak,” kata Veronica.
Selain itu, perbaiki kebiasaan tidur, olahraga teratur minimal 30 menit sehari, dan atur pola makan sehat. (pl/asr)