Jakarta, CNN Indonesia —
Amerika Serikat (AS) mengeluarkan sistem pertahanan rudal yang diberi nama Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).
Pemerintah AS menyebut bantuan militer itu digunakan untuk membantu pertahanan Israel dalam mengantisipasi serangan Iran. Bantuan militer AS ini menandai keterlibatan serius AS dalam perang Timur Tengah.
Banyak pengamat menunjukkan bahwa konflik di Timur Tengah akan meluas setelah Israel menerima lebih banyak bantuan dari spesifikasi Washington THAAD
Terminal High Altitude Area Defense atau THAAD adalah sistem pertahanan udara yang digunakan untuk mencegat rudal musuh. Sistem pertahanan ini diproduksi oleh industri pertahanan dan keamanan Amerika, Lockheed Martin. Sistem keamanan ini menelan biaya US$1-1,8 miliar atau setara Rp15,5 juta hingga Rp28 juta.
THAAD memiliki rudal dengan jangkauan 150 hingga 200 kilometer. Rudal ini dapat digunakan untuk mencegat berbagai jenis rudal yang datang dari musuh, termasuk rudal balistik jarak pendek, jarak jauh, dan jarak jauh, lapor Al Jazeera.
Secara umum THAAD bekerja dengan bantuan 95 tentara, 6 truk lapis baja, 48 pencegat, 1 sistem radar, 1 komunikasi dan 1 truk pemadam kebakaran. Jumlah penyerang dan pencegat di THAAD bisa berbeda-beda. Tergantung jenis THAAD yang dibeli
Selain itu, THAAD juga mempunyai cara kerja tersendiri ketika digunakan. Sistem keamanan ini akan mendeteksi keberadaan ancaman musuh melalui sistem radar internal.
Setelah itu, informasi mengenai suatu ancaman akan dikirimkan melalui sistem komunikasi. Dan, setelah mengetahui kedatangan rudal musuh, THAAD akan segera meluncurkan rudalnya untuk menembak jatuh rudal musuh.
Meskipun dapat digunakan untuk mencegat rudal, THAAD tampaknya tidak dapat digunakan untuk mencegat kendaraan udara tak berawak atau drone yang sering digunakan oleh Hamas dan Houthi. Pasalnya, drone tersebut berukuran sangat kecil sehingga sulit dideteksi oleh sistem THAAD.
Israel sudah memilikinya pada tahun 2019
Sistem pertahanan rudal THAAD bukanlah hal baru bagi militer Israel. Sebab, menurut laporan Departemen Pertahanan AS, AS mengirim THAAD ke Israel pada tahun 2019.
Saat itu, THAAD dikerahkan sebagai bagian dari latihan gabungan antara militer AS dan militer Israel. Namun usai pelatihan, THAAD dibawa pulang oleh militer AS.
Israel saat ini menyatakan bahwa mereka memiliki tiga sistem pertahanan udara khusus, Iron Dome, David’s Honda, dan Arrow System.
Iron Dome dapat mencegat jarak pendek antara 4 dan 70 kilometer. David’s Sling dapat mencegat sinar antara 40 dan 300 km. Saat ini, sistem Arrow dapat mencegat rudal pada jarak 2.400 km.
Oleh karena itu, pengiriman sistem antimisil THAAD oleh AS disebut dapat meningkatkan kekuatan dan kecerdasan pertahanan militer Israel untuk mencegah serangan musuh, termasuk serangan dari Iran. (es/bac)