Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Korea Utara mengklaim bahwa ketegangan negaranya dengan Korea Selatan telah menyebabkan lebih dari satu juta anak muda mendaftar wajib militer.
“Jutaan anak muda turun ke jalan dalam perjuangan nasional untuk menyingkirkan sampah ROK (Korea Selatan) yang telah melakukan provokasi serius dan melanggar kedaulatan Korea Utara dengan ‘memperkenalkan drone’,” demikian pernyataan pers Korea Utara, seperti dirangkum oleh AFP.
Korea Utara mengumumkan bahwa pada tanggal 14 dan 15 Oktober, lebih dari 1,4 juta pemuda dari liga pemuda dan pelajar di seluruh negeri mendaftar untuk bergabung dengan Tentara Rakyat Korea.
Ketegangan antara Korea Utara dan Selatan meningkat setelah Pyongyang menuduh militer Seoul mengirimkan drone ke wilayah udaranya.
Menanggapi tuduhan tersebut, Korea Utara meledakkan jalur kereta api dan jalur yang menghubungkan kedua negara pada Selasa (15/10). Korea Utara juga memperingatkan bahwa mereka akan membalas dengan deklarasi perang jika mereka membalas serangan terhadap pesawat Korea Selatan.
Korea Selatan pada awalnya membantah adanya drone tersebut, namun Korea Utara mengatakan pihaknya memiliki “bukti jelas” mengenai keterlibatan resmi pemerintah di Seoul dalam operasi tersebut.
Meskipun masih belum jelas siapa yang berada di balik penerbangan drone tersebut, aktivis Korea Selatan telah beberapa kali menerbangkan balon yang membawa selebaran menentang rezim Pyongyang melintasi perbatasan.
Aktivis Korea Selatan, yang sebagian besar adalah pembelot dari Korea Utara, mengirimkan materi seperti stik USB yang berisi lagu K-pop dan drama Korea.
Korea Utara pun tak tinggal diam saat mengirimkan ratusan balon berisi sampah ke wilayah Korea Selatan beberapa waktu lalu.
Negeri Kim Jong Un juga mengeluarkan suara-suara menakutkan mirip jeritan binatang buas di sepanjang perbatasan untuk menakut-nakuti warga sekitar.
(dan/dari)