Jakarta, CNN Indonesia —
Proses tumbuh kembang merupakan masa penting bagi anak. Sayangnya, banyak orang tua saat ini yang menempatkan tanggung jawab belajar pada perangkat dibandingkan mengajar secara langsung.
Konten yang disajikan juga bersifat edukasi, mulai dari belajar bahasa, mengenal warna, binatang, dan lain-lain. Jadi apa yang salah?
Meskipun informasi pembelajaran ada di gawai, namun pembelajaran terbaik bagi anak adalah interaksi langsung dengan orang tua atau ahlinya. Dampak yang dihasilkan oleh perangkat tersebut tidak memberikan efek positif.
“Jika anak tidak memahami komunikasi pada dua tahun pertama, perlindungan akan lebih sulit karena sirkuit otak yang terbentuk sudah memiliki struktur yang berbeda,” kata Fitri Hartanta, dokter spesialis anak RS Kariadi, Semarang, dalam webinar bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia. . (IDAI), Selasa (15/5).
Salah satu penyebab anak sulit berkembang adalah penggunaan gawai yang tidak ada batasan durasi penggunaannya.
Fitri mengatakan, paparan gadget yang intens akan mempengaruhi kemampuan sensorik anak. Mata dan telinga merupakan dua indra yang sering dilibatkan saat menggunakan gadget.
Misalnya, penggunaan gawai secara berlebihan dapat mengganggu konsentrasi anak. Hal ini dapat mempengaruhi respon anak terhadap pembelajaran yang diterimanya.
“Banyak orang tua yang menyalahgunakan [screen time] dengan tidak membatasi durasinya. Ini bisa merangsang penglihatan secara berlebihan. Itu juga ya, mengganggu konsentrasi anak sehingga berdampak pada responnya,” kata Fitri.
Selain itu, penggunaan gawai secara berlebihan juga dapat merusak pendengaran anak. Penyebabnya, menurut Fitri, penggunaan gadget membuat anak terbiasa mendengar suara dengan intensitas tinggi.
“Rata-rata suara yang datang dari sini [anak-anak menonton] 85 desibel, dan suara kami hanya 20-30 desibel. Maka tak heran bila anak tidak menoleh saat dipanggil. Mereka akan langsung melihat kalau 85 desibel karena sudah terbiasa,” jelas Fitri.
Dalam proses tumbuh kembangnya, anak memerlukan stimulasi sejak dini. Fitri mengatakan orang tua bisa melibatkan semua indra.
Fitri menambahkan, penting bagi orang tua untuk banyak bicara dan sering mengajak anak berbicara.
“Anak akan mendengar apa yang kita bicarakan dan akan mulai fokus pada suara yang dibuat orang tuanya. Kalau sudah terbiasa, anak akan mulai merespons,” tambah Fitri.
Jika prosesnya tidak berjalan dengan baik, maka prosesnya bisa gagal. Namun jika orang tua sudah berusaha menghentikan kebiasaan menggunakan gawai dan belum berhasil, lanjut Fitri, berarti ada yang salah dengan metode pengajarannya.
“Lihatlah bagaimana kita belajar. Apakah begitu? Kami tidak menerjemahkan bahasa tubuh anak agar anak tidak menganggap bahasanya benar,” kata Fitri. (pl/asr)