Jakarta, CNN Indonesia —
Sekretaris Jenderal PSSI (Sekretaris) Yunus Nusi menilai FIFA tidak akan menerima permintaan Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) untuk bermain di tempat netral.
Hal itu disampaikan Yunus usai pertemuan dengan Menpora Dito Ariotedjo di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senin (21/10). Meski presiden AFC adalah orang Bahrain, FIFA tidak mengambil keputusan sembarangan.
“Presiden AFC [dari Bahrain], tapi itu mungkin hal yang berbahaya bagi AFC. Jadi saya tidak yakin apakah FIFA akan menyetujuinya karena kami tahu dan saya sudah berkecimpung di dunia sepak bola selama 15 tahun.”
– Presiden FIFA berasal dari Italia dan karena sepak bola sedang menjadi perhatian dunia, maka tidak mungkin memberikan keberanian kepada satu pihak, kata Yunus mencontohkan, negara tempat presiden AFC tidak ada kaitannya dengan keputusan tersebut.
Sebelumnya, BFA mengeluarkan pernyataan terbuka yang meminta FIFA memindahkan Indonesia ke venue netral melawan timnas Bahrain pada Maret mendatang karena alasan keamanan.
Hal ini dikemukakan BFA karena adanya ancaman pembunuhan terhadap pemain dan pelatih Bahrain yang dilakukan oleh netizen Indonesia. Ancaman tersebut muncul usai hasil imbang 2-2 di Bahrain.
Laga ini menjadi pusat gawangnya berkat gol penyama kedudukan Bahrain pada menit ke-90. Meski batas waktu tambahan resmi adalah enam menit.
Hal ini menimbulkan aksi sporadis yang dilakukan oleh warga negara Indonesia. Seseorang juga meretas situs resmi BFA dan mengubah nama jalan di Bahrain menjadi AFC Mafia.
Namun ancaman kematian ini tidak bisa dibenarkan. Ancaman pembunuhan merupakan hal yang serius. Atas dasar itu, Bahrain pun mengusulkan perubahan venue pertandingan.
Terkait hal itu, PSSI dan pemerintah menjamin Bahrain akan aman selama berada di Jakarta. Keamanan akan ditingkatkan selama persiapan dan pertandingan Bahrain di Jakarta.
(perut/jun)