Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, rupiah pada triwulan III 2024 menguat dibandingkan nilai tukar negara lain, termasuk won Korea Selatan dan peso Filipina.
Hal ini berdasarkan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar pada Kamis (10/10).
Menkeu menyebutkan nilai tukar rupiah pada triwulan III 2024 menguat hingga Rp 15.140 per dolar AS.
Artinya, rupiah pada akhir September 2024 akan menunjukkan apresiasi atau penguatan sebesar 2,08 persen year-on-month (mom) dari bulan sebelumnya dibandingkan posisi akhir Agustus, ujarnya dalam konferensi pers KSSK. di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (18/10).
Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah lebih tinggi dibandingkan won Korea Selatan yang menguat 2,02 persen, peso Filipina yang hanya 0,17 persen, dan rupiah India sebesar 0,1 persen.
Dia menjelaskan, apresiasi rupee pada periode tersebut ditopang oleh masuknya modal asing ke pasar keuangan dalam negeri. Aliran modal asing ini tidak lepas dari kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, serta fundamental perekonomian yang kuat.
Fundamental perekonomian Indonesia yang kuat didorong oleh kondisi inflasi yang rendah, sehingga aliran modal asing terus mengalir masuk dan terus berlanjut.
Namun, memasuki kuartal IV 2024 atau Oktober 2024, nilai tukar rupee akan kembali melemah akibat meningkatnya konflik di Timur Tengah. Tercatat, nilai tukar rupee akan melemah 2,82 persen (mom) pada 15 Oktober 2024.
Meski demikian, Sri Mulyani yakin rupiah akan kembali menguat setelah sempat tertekan dalam sepekan terakhir.
“Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus menguat seiring dengan imbal hasil yang menarik, inflasi Indonesia yang cenderung rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik,” kata perempuan bermarga Ani ini.
(del/fr)