Jakarta, CNN Indonesia —
Keinginan lama masyarakat Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan untuk memiliki lahan untuk menanam padi telah terkabul. Kementerian Pertanian (Kementan) telah menciptakan sawah baru di kawasan ini seluas 1000 hektar.
Ketua salah satu marga di Desa Kaliki, Kecamatan Kurik, Provinsi Merauke, Albertus Mahuse, mengatakan, sejak lima tahun lalu, warganya sudah mengajukan permohonan agar tanahnya bisa bermanfaat.
“Kita sepakat untuk buka sawah. Siap dibuka 1.000 hektar, dan sekarang ada 200 hektar, lalu di belakang tempat kita garap sekarang 700 hektar, dan di sini 100 hektar,” kata Albertus. laporan Departemen Pertanian pada Senin (14.10.).
Albertus mengatakan, sawah baru tersebut untuk sementara akan digarap sendiri oleh masyarakat setempat, dan tidak menutup kemungkinan juga untuk disewakan.
Ia mengatakan, kelompoknya juga mengumpulkan alat-alat mesin pertanian (alsintan) seperti mesin pemanen, mesin tanam, traktor, dan pompa air.
“Besok kami akan merekomendasikan kepada Menteri semua peralatan pertambangan, kami sudah mendapat bantuan untuk sementara, kemudian kami akan bekerja dan meminta bantuan pemerintah dalam hal perbaikan peralatan: traktor, pompa air, dan benih.. Ya, dan pemanen. , “katanya.
Albertus menyadari masyarakat Merauke belum terampil dalam bidang pertanian. Oleh karena itu, ia berharap Kementerian Pertanian terus memberikan bantuan dalam pengelolaan lahan padi baru ini. Bantuan dari Departemen Pertanian
“Sebagai penutup besok, kami juga akan meminta pemerintah untuk terus membantu dan mengembangkan kami, bukan menyerah begitu saja.”
Ia mengetahui bahwa masyarakat Distrik Kurik sudah sangat berkomitmen terhadap sawah. Tujuannya untuk menunjang kebutuhan hidup masyarakat, baik finansial maupun ekonomi.
Diketahui, pilot project pencetakan beras di Desa Kaliki ini digelar di tanah lima suku, yakni Mahuze, Kaize, Balagaize, Ndiken, dan Gabze.
“Jadi di sini kita sepakat untuk membuat sawah di sini, banyak marga yang setuju sehingga kita siap membuat sawah di tanah ini,” kata Albertus.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pihaknya kini sedang membangun sarana dan prasarana pertanian seperti infrastruktur irigasi dan akses jalan menuju persawahan. Ia percaya bahwa ketahanan pangan untuk generasi mendatang dapat dikaitkan secara positif dengan perkembangan ini.
“Kenapa harus sawah? Setiap tahun jumlah penduduknya bertambah 3,5 juta. Dalam 10 tahun berarti bertambah 35 juta,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Amran, makanan harus disiapkan untuk setiap orang yang akan lahir di Indonesia. Cara lainnya, kata dia, adalah dengan mencetak sawah baru. (harapan/harapan)