Jakarta CNN Indonesia —
Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia untuk berpartisipasi menjadi anggota forum kerja sama BRICS.
Keinginan itu diungkapkan Sukiono saat menghadiri KTT BRICS di Kazan. Rusia Pada Kamis (25/10), dengan pengumuman tersebut, Sugiono menyampaikan bahwa proses Indonesia menjadi anggota BRICS telah dimulai.
“Bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan perwujudan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Ini tidak berarti bahwa kita bergabung dengan satu kubu mana pun. Tapi kami terlibat aktif di semua arena,” kata Suchiono dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri, Jumat (26/10). Apa itu BRICS?
BRICS merupakan blok ekonomi yang terdiri dari negara-negara berkembang. Nama BRICS berasal dari nama negara anggota dan pemrakarsa. Negara-negara tersebut antara lain Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Seperti dilansir situs resmi Council on Foreign Relations, BRICS berupaya mengkoordinasikan dan mengkoordinasikan kerja sama ekonomi antar negara berkembang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan output ekonomi agar setara dengan negara-negara maju.
Sebab saat ini kekuatan ekonomi dunia didominasi oleh negara-negara maju dari Eropa, Amerika, dan sebagian Asia.
Sejak awal Kelompok ekonomi ini disebut BRIC. Istilah BRIC pertama kali diciptakan oleh Jim O’Neill dari Goldman Sachs dalam penelitiannya yang dipublikasikan pada tahun 2001. Dalam penelitian tersebut, O’Neill meramalkan kondisi perekonomian Brazil, Rusia, India dan China setara dengan negara-negara G7.
Dari penelitian ini Presiden Vladimir Putin dari Rusia mengundang Brasil, India dan Tiongkok untuk mengadakan pertemuan pada tahun 2009. Pertemuan tersebut diselenggarakan untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Sehingga prediksi Neal dalam penelitiannya menjadi kenyataan.
Dari pertemuan tersebut akhirnya BRIC resmi berdiri. Pertemuan ini juga merupakan KTT BRIC pertama dalam sejarah. melalui pertemuan puncak ini Rusia menjadi penggagas berdirinya BRIC.
Satu tahun setelah resmi berdirinya Afrika Selatan juga berpartisipasi. Mereka bergabung pada tahun 2010 atas permintaan dan undangan Tiongkok. Dari sinilah nama BRIC diubah menjadi BRICS seperti yang kita kenal sekarang.
Anggotanya semakin banyak.
Kini terdapat lebih banyak anggota BRICS. Pada Januari 2023, enam negara resmi bergabung menjadi anggota tetap BRICS: Arab Saudi, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Republik Demokratik Kongo (DRC).
Memang, kepentingan negara-negara dalam kelompok kontrol Sino-Rusia ini sudah ada sejak lama. Pemerintah Afrika Selatan menyatakan lebih dari 40 negara berminat bergabung dengan BRICS.
Mereka tertarik bergabung dengan BRICS untuk mengurangi pengaruh dolar dalam aktivitas perekonomiannya. Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan keuntungan ekonomi dari negara-negara BRICS setelah resmi bergabung.
Saat ini, sekitar 30 negara telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan BRICS, termasuk Indonesia. Pernyataan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Putin pada sidang pleno KTT BRICS di Kazan, Rabu.
“Lebih dari 30 negara telah menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan BRICS. Adalah salah jika mengabaikan kepentingan negara-negara belahan bumi selatan dan timur yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam memperkuat hubungan dengan negara-negara BRICS,” kata Putin, seperti dikutip dari Business Standard Briggs Mission
BRICS saat ini mempunyai program kerja multi-sisi. Fokus program kerja ini adalah untuk mencapai tujuan ekonomi bersama antar Negara Anggota. Tujuan proyek BRICS saat ini adalah sebagai berikut: Mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Memfasilitasi koordinasi kebijakan ekonomi antar negara anggota. Ciptakan sistem keuangan alternatif Memperluas pengaruh ekonomi global melalui negara-negara anggota
Dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, negara-negara BRICS berencana menciptakan mata uangnya sendiri. Rencananya mata uang tersebut akan digunakan untuk memfasilitasi kegiatan perdagangan antar negara anggota.
Namun rencana tersebut mendapat tanggapan pesimistis dari para pengamat. Mereka menilai pembentukan mata uang BRICS memerlukan koordinasi. Hal ini tidak mudah. Mereka juga menilai mata uang BRICS tidak akan mampu bersaing dengan dolar AS di kancah perekonomian global.
(gas/putaran/kembali)