Jakarta, CNN Indonesia –
Donald Trump menuding Kamala Harris sebagai fasis saat berpidato di acara kampanye pemilihan presiden yang digelar di McCamish Pavilion di Atlanta, AS, Senin (28/10), waktu setempat.
“Dia (Kamala Harris) itu fasis ya? Dia seorang fasis,” kata Trump seperti dilansir CNN.
Dalam pidatonya tersebut, Trump juga menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang Nazi. Itu karena Trump menuduh Kamala saat kampanyenya pekan lalu menyebut dirinya seorang Nazi. Karena dia adalah pengagum berat Jenderal Nazi Adolf Hitler.
“Saya bukan seorang Nazi. Saya kebalikan dari seorang Nazi,” kata Trump kepada para pendukungnya.
Komentar ini juga dilontarkan setelah Kamala membandingkan kampanye Trump yang digelar di Madison Square pada Minggu (27/10) dengan beberapa kemiripan dengan pertemuan kelompok pro-Nazi di Amerika Serikat pada tahun 1939.
Lebih lanjut, komentar Trump juga muncul setelah Kamala beberapa waktu lalu menyebut orang-orang yang tidak memilihnya pada pemilu presiden AS yang akan digelar 5 November nanti adalah Nazi.
“Pernyataan terbaru dari Kamala dan tim kampanyenya adalah bahwa siapa pun yang tidak memilihnya adalah seorang Nazi,” tambah Trump.
Calon wakil presiden Trump, Ohio JD Vance, menyebut tindakan Kamala sebagai upaya untuk menyingkirkan dirinya dan Trump dari pemilu presiden AS. Sebab, ia menilai menyamakan kampanye politik Trump dengan pertemuan kelompok pro-Nazi pada tahun 1939 akan mengubah opini publik Amerika terhadap mereka.
“Mereka memutuskan untuk membandingkan kami dengan Nazi sungguhan yang berkumpul di Madison Square Garden dan merayakan Amerika. Tentu saja, mereka adalah orang-orang yang menyebut kami rasis karena kami ingin melindungi perbatasan selatan,” kata Vance saat berkampanye di Wisconsin.
Lebih lanjut, Kamala tidak terima disebut fasis oleh Trump. Ia membalas pernyataan Trump dengan menyebut dirinya fasis.
Kamala mengklaim bahwa tuduhan yang dilayangkan terhadapnya merupakan upaya Trump untuk menggesernya dalam pemilihan presiden AS. Menurutnya, Trump ingin membuat semua orang ragu untuk memilihnya pada pemilu presiden yang akan digelar pada 5 November mendatang.
“Itu sama saja dan mungkin lebih nyata dari biasanya. Donald Trump menghabiskan seluruh hidupnya mencoba membuat orang Amerika saling menyalahkan. Dia mengobarkan kebencian dan perpecahan. Itu sebabnya orang-orang bosan padanya,” kata Kamala.
Faktanya, Kamala tidak pernah secara jelas menyatakan Trump dan pendukungnya adalah Nazi. Ia hanya menyebut kampanye Trump di Madison Square pada Minggu memiliki kemiripan dengan unjuk rasa kelompok pro-Nazi di Amerika Serikat pada tahun 1939. (gas/bac)