Jakarta, CNN Indonesia —
Goldman Sachs memperkirakan euro Eropa bisa anjlok hingga 10 persen jika Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS).
Jika terpilih kembali sebagai presiden AS, Trump akan mengenakan tarif impor yang luas, termasuk barang-barang Tiongkok, dan memotong pajak dalam negeri.
Kebijakan ekonomi radikal Trump diperkirakan akan berdampak besar terhadap Eropa, yang merupakan salah satu mitra dagang terpenting Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Tarif sebesar 10 persen untuk seluruh impor AS dan pajak 20 persen untuk barang-barang Tiongkok, serta pemotongan pajak, dapat menyebabkan dolar AS melonjak tajam dan euro anjlok 8 hingga 10 persen,” analis Goldman Sachs, Michael Cahill, mengatakan. . seperti yang mereka katakan. Reuters, Selasa (22/10).
Saat ini, nilai tukar 1 euro adalah 1,083 dolar AS. Terakhir kali euro diperdagangkan di bawah paritas adalah pada November 2022.
Kebijakan tarif dan pajak Trump dimaksudkan untuk menstimulasi perekonomian nasional. Jika hal ini terwujud, Goldman Sachs mengatakan inflasi akan meningkat. Meningkatnya inflasi akan mempengaruhi suku bunga AS yang jauh lebih tinggi dibandingkan di Eropa. Terakhir, daya tarik dolar AS meningkat.
“Kami memperkirakan reaksi terkuat dolar AS datang dari kemenangan langsung Partai Republik, membuka pintu bagi kenaikan suku bunga lebih lanjut dan pemotongan pajak dalam negeri,” tulis Cahill.
Perang dagang yang lebih dekat di mana Trump hanya mengenakan tarif lebih besar terhadap Tiongkok dapat menyebabkan euro anjlok sekitar 3 persen.
“Kemenangan langsung Partai Demokrat atau pemerintahan Demokrat yang terpecah kemungkinan akan mengakibatkan penurunan awal dolar karena pasar mempertimbangkan kembali kemungkinan perubahan suku bunga yang dramatis,” kata Cahill.
Euro turun 2,7 persen pada Oktober 2024 karena kinerja ekonomi AS mengungguli benua biru. Beberapa investor bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan tarif menyusul kemungkinan kemenangan Trump.
(barang/barang)