Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahdalia mengungkapkan, lebih dari 90 negara di dunia sudah berada di ambang resesi. Data mengacu pada Dana Moneter Internasional.
Menurut dia, hal tersebut menjadi salah satu faktor kondisi perekonomian global yang berada dalam kondisi tidak menentu. Apalagi peperangan masih terjadi di banyak wilayah di dunia, salah satunya di Timur Tengah.
“Dan jika kita ingin mengambil langkah mundur, itu adalah akumulasi dari perang dagang antara Tiongkok dan AS, dan kemudian Covid-19, dan kemudian sebelum Covid berakhir, sebenarnya ada perang antara Ukraina dan Rusia, dan sekarang. itu menyebar.” “Untuk Timur Tengah,” ujarnya pada program RIBANAS. Konferensi Nasional dan Malam Penghargaan di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (14/10).
Bahlil berkata: “Ini adalah akumulasi. Menurut data Dana Moneter Internasional, banyak negara di Eropa yang mengalami resesi.”
Dengan kondisi seperti ini, Bahlil mengatakan masyarakat Indonesia patut bersyukur dengan pertumbuhan ekonomi yang menurutnya masih jauh lebih baik karena melebihi 5 persen dan inflasi masih di bawah 3 persen.
Menurutnya, hal tersebut menjadi kunci tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden baru terpilih Prabowo Subianto.
“Ini benar-benar kekuatan kita. Ini landasan kita untuk menuju ke sana (pertumbuhan ekonomi 8 persen),” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia lebih kecil kemungkinannya mengalami resesi dibandingkan negara lain.
Dia mengatakan, kemungkinan Indonesia berada di ambang resesi hanya 1,5 persen.
“Berbagai survei menunjukkan prospek resesi kita termasuk yang paling rendah di dunia dibandingkan negara lain. Bahkan di kawasan Eropa 40 persen, di Thailand 30 persen, tapi Indonesia,” ujarnya dalam rapat kerja nasional IMF sebesar 1,5 persen di India.” , Akselerasi dan pra evaluasi PSN di Hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
Berdasarkan pemaparan Erlangga, kemungkinan terjadinya resesi terbesar di Jerman adalah 60 persen. Disusul negara lain seperti Italia (55 persen), Afrika Selatan (40 persen), Australia (32,5 persen), dan Prancis (22,5 persen). Kemudian Korea Selatan (15%), Brazil (10%), Arab Saudi (10%), dan Malaysia (5%).
Airlangga mengatakan jika melihat indikator secara keseluruhan, keadaan Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain. Salah satunya adalah inflasi yang masih berada di angka 3 persen, lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Amerika Serikat (3,5 persen), Brasil (3,7 persen), Filipina (3,8 persen), Vietnam (4,4 persen), dan Meksiko. (3,7 persen). 4,7 persen), dan Afrika Selatan (5,3 persen).
(del/agt)