Jakarta, CNN Indonesia —
Indonesia menghadapi tantangan serius terkait perubahan iklim. Akibat kenaikan suhu tersebut, terjadi panas terik di berbagai wilayah Indonesia.
Data terakhir menunjukkan bahwa total emisi karbon dioksida (CO2) di negara ini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan yaitu 750 juta ton per tahun. Angka-angka ini memperkuat urgensi untuk segera menerapkan efisiensi energi.
“Perubahan iklim merupakan ancaman terhadap makhluk hidup,” kata Evan Jia-Asis, profesor pasar negara berkembang di Dyson School of Applied Economics and Management di Cornell University.
Pasalnya, tidak hanya menimbulkan penyakit fisik, perubahan iklim juga dapat berdampak pada penyakit mental. Belum lagi berbagai dampak seperti polusi, cuaca ekstrim, gempa bumi dan terganggunya produksi pangan.
DPR mengatakan sebagian besar perdebatan selalu fokus pada pengurangan emisi untuk mencari energi alternatif, tanpa menyoroti pilihan lain seperti efisiensi energi.
“Mungkin karena teman-teman sangat terlibat dalam upaya mencari energi alternatif. Lupa bahwa efisiensi energi itu cara yang ampuh, kalau bicara strategi kecepatan tinggi (menurunkan emisi), ujarnya dalam seminar nasional bertajuk “Strategi Percepatan Transisi Energi :”. Pendekatan Quick Win Sebagai Solusi Praktis Pencapaian Target NDC 2030 di Universitas Indonesia, Depok pada Rabu (30/10).
Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 di 4 negara yaitu Meksiko, Indonesia, Nigeria dan Turki yang menunjukkan bahwa penerapan efisiensi energi terutama jika dipadukan dengan energi terbarukan dapat menurunkan emisi CO2.
Oleh karena itu, Indonesia harus fokus mendorong penggunaan energi terbarukan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi.
Kendaraan ramah lingkungan
Panel tersebut juga menyoroti perkembangan produk otomotif di Indonesia. Ia mengatakan, produsen otomotif harus siap melakukan perubahan untuk menghasilkan kendaraan ramah lingkungan. Indonesia saat ini sedang mengalami transformasi industri otomotif yang harus mampu mengantisipasi isu ramah lingkungan.
Hal ini juga mendukung peningkatan tindakan pemerintah dalam upaya mencapai tujuan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal. Namun, dia mengingatkan ada masa peralihan antara pemerintah dan sektor otomotif yang perlu diperhatikan.
“Salah satu ide inti utamanya adalah net zero emisi. Topik net zero emisi sangat penting,” kata Evan.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan Richmat Qaimuddin mengatakan, mekanisme kebijakan pelarangan mobil baru berbahan bakar bahan bakar sedang dikembangkan agar percepatan dapat dilakukan.
Menurutnya, program NZE sedang berlangsung di Indonesia. Dalam program pemerintah, semua kendaraan baru harus menjadi kendaraan zero-emission, artinya kendaraan tidak memiliki emisi pada tahun 2045.
Peta Jalan Nasional Sektor Otomotif telah dibahas oleh berbagai kementerian dan lembaga terkait, antara lain Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Pemerintah Nasional. . Perencanaan Pembangunan/Bipnas.
(Rick/Mike)