Jakarta, CNN Indonesia –
Setelah Yahya Sinwar terbunuh dalam serangan Israel pada Kamis (17 Oktober), beberapa perwakilan terkemuka negara-negara Barat dan organisasi internasional di Iran bereaksi.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengakui serangan Israel yang menewaskan Sinwar pada Kamis lalu. Dia menggambarkan operasi yang dilakukan tentara Israel sebagai “pekerjaan luar biasa”. Ia menganggap meninggalnya Sinwa sebagai hari baik bagi seluruh negara di dunia.
“(Kematian Yahya Sinwar) adalah hari baik bagi Israel, bagi Amerika, dan bagi dunia,” kata Biden, menurut pernyataan Gedung Putih yang dirilis AFP.
Selain Amerika, Perdana Menteri Inggris Keir Starr juga ikut bereaksi. Dia menekankan bahwa Inggris tidak akan berduka atas kematian Sinwar jika Israel menyerang.
“(Yahya Sinwar) adalah dalang di balik hari paling mematikan dalam sejarah Yahudi sejak Holocaust. Inggris tidak akan berduka atas kematiannya. Pikiran saya tertuju pada keluarga para korban hari ini,” kata Starmer.
Menurut Starmer, perdana menteri Prancis sangat senang mendengar kematian Sinwar di tangan Israel. Sebab, ia meyakini pria berusia 61 tahun itu adalah dalang serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
“Yahya Sinwar adalah pelaku utama serangan teror dan tindakan biadab 7 Oktober. Hari ini saya memikirkan dengan semangat 48 kawan kita dan keluarganya sebagai korban. “Prancis menuntut pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas,” kata Macron.
Selain itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga mengakui Sinwar tewas dalam serangan Israel. Ia melihat serangan itu sebagai upaya Israel untuk mengakhiri terorisme Hamas. Ia juga menilai kematian Sinwar bisa mempercepat proses gencatan senjata di Gaza.
“Kematian Sinwar mengakhiri teror. “Hamas harus meletakkan senjatanya, melepaskan sanderanya dan tidak lagi berperan dalam pemerintahan Gaza,” kata Trudeau.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Berbock juga bereaksi. Dia menyambut baik kematian Sinwar di tangan Israel. Sebab, mereka menilai Sinwar pantas mati karena berupaya menghancurkan Israel dan rakyatnya melalui serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
“Sinwar adalah pembunuh brutal dan teroris yang ingin menghancurkan Israel dan rakyatnya. Hamas harus segera melepaskan seluruh sandera dan meletakkan senjatanya. Penderitaan rakyat Gaza harus segera diakhiri,” kata Berbock.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan kematian Sinwar akan menandai dimulainya fase baru konflik antara Israel dan Palestina.
“Saya yakin fase baru harus dimulai sekarang. “Sudah waktunya untuk membebaskan semua sandera, segera mendeklarasikan gencatan senjata dan mulai membangun kembali Gaza,” kata Meloni.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan keyakinannya bahwa kematian Sinwar akan melemahkan kekuatan Hamas melawan Israel. Sebab Hamas telah kehilangan seorang pemimpin yang mampu memimpin perlawanan terhadap negara Zionis.
“Sinwar adalah pemimpin organisasi teroris Hamas. Dia pada dasarnya adalah dalang di balik pembunuhan, pembantaian, pemerkosaan dan penculikan pada tanggal 7 Oktober. Jadi kematiannya jelas melemahkan Hamas,” kata Die Leyen.
Seperti negara-negara Barat, Iran mengatakan kematian Yahya Sinwar akan memperkuat perlawanan terhadap Israel.
“Perasaan perlawanan akan semakin kuat,” kata utusan Iran untuk PBB, Jumat (18 Oktober), dikutip AFP.
Perwakilan tersebut kemudian mengatakan: “Dia akan menjadi teladan bagi generasi muda dan anak-anak yang akan melanjutkan jalan menuju pembebasan Palestina.”
Sebelumnya, Yahya Sinwar dikabarkan tewas dalam serangan brutal Israel di Jalur Gaza selatan pada Kamis (17 Oktober) waktu setempat. Dalam video yang dirilis Israel, Sinwar terlihat tak berdaya di sofa rumahnya setelah drone mereka menghancurkan rumah Sinwar. (baca/baca)