Jakarta, CNN Indonesia —
Timnas Indonesia tampil dominan melawan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026, namun kalah 1-2. Meski mendominasi, tim Garuda masih kesulitan menciptakan ancaman di dalam kotak penalti.
Pada laga yang digelar pada 15 Oktober di Qingdao Youth Football Stadium ini, Indonesia mengambil kendali permainan. Indonesia mencapai angka 76%.
Hanya saja para pemain lini depan Indonesia kesulitan menembus pertahanan lawan. Upaya Ragnar Oratmanguin dan kawan-kawan juga kurang tepat untuk tembakan jarak jauh.
Indonesia mencetak 14 gol untuk Tiongkok, namun hanya mencetak enam gol. Hanya satu dari enam yang menghasilkan gol.
Apalagi di babak kedua, Indonesia membatasi China. Situasi ini memaksa China yang berjuluk “Naga” mengemas sembilan pemainnya di lini pertahanan.
Dampaknya, pemain Indonesia kesulitan masuk ke kotak penalti. Upaya terobosan seorang pemain, baik yang diarahkan sendiri atau point-and-shoot, selalu digagalkan sebelum memasuki kotak.
Artinya, Indonesia tidak punya tempat untuk menembak. Dalam situasi seperti ini, Shane sepertinya tidak punya solusi. Pemain mengulangi pola yang sama berulang kali, padahal terbukti tidak efektif.
Kebingungan pemain Indonesia di lini pertama merupakan hal yang wajar. Pasalnya, tim Merah Putih jarang menguasai permainan. Komposisi Shin Indonesia ada dalam rencana serangan balik.
Ketika menguasai permainan, apalagi melawan tim-tim kuat, Indonesia selalu kalah. Dua contohnya: di kandang melawan Irak dan melawan Australia di Piala Asia 2023.
Pada laga kali ini, Indonesia berusaha menguasai alur permainan, namun lawan mampu membuktikan lini serang mereka lebih mematikan di gawang, tetap bersedia menerapkan open plan untuk saling menantang serangan. Jika tidak, Garuda bisa saja tertinggal dari Samurai Biru Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tiongkok 2-1 Indonesia: 76% – 24% Bahrain 2-2 Indonesia: 57% – 43% Indonesia 0-0 Australia: 36% – 64% Arab Saudi 1-1 Indonesia: 66% – 34%
(ptr/ptr)