Jakarta, CNN Indonesia —
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menemukan makanan gratis sudah ada sejak zaman penjajahan, yakni zaman penjajahan Belanda.
Imam Gnarto, Pj Ketua ANRI, mengatakan pihaknya berhasil melindungi arsip tersebut dari program tersebut. Namun terdapat perbedaan pada program yang akan dilaksanakan Presiden Prabowo Sabianto pada 2 Januari 2025.
Menurutnya, di arsip-arsip zaman Belanda ada contoh beliau terserang penyakit tukak lambung, sehingga pemerintah Belanda memberikan makanan (dan) susu gratis untuk memberantas penyakit tukak lambung bagi daerah yang terkena penyakit tukak lambung” dia Rapat Kerja Pusat bersama Komisi II DPR RI di Jakarta, Senin (28/10).
“Itulah sebabnya pemerintah Belanda mengambil kebijakan yang sangat mendesak. Makanan gratis tidak diberikan di daerah kaya yang mempunyai cukup makanan,” jelas Imam.
Imam mencatat, pada masa penjajahan Belanda, makanan gratis dan susu gratis hanya diberikan kepada daerah miskin. ANRI mengatakan, sejak zaman kolonial, program tersebut hanya diberikan kepada masyarakat yang kelaparan.
“Ada arsipnya, ada datanya. Nanti kita umumkan,” tegas Imam.
“Saya berharap Kementerian/Lembaga (K/L) ini menjadi bahan pengambil keputusan. Mungkin daripada studi banding pangan gratis di luar negeri, pelajari dulu arsipnya,” ujarnya.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional telah mengidentifikasi proses teknis sebagai lembaga yang mengelola program pangan gratis yang diusung Prabowo. Kepala Badan Gizi Dadan Hindana mengatakan mereka mengeluarkan dana Rp1,2 triliun per hari untuk melaksanakan program ini.
Ia mencatat, 82,9 juta orang merupakan penerima makanan gratis. Ini mencakup anak-anak sekolah, kemudian wanita hamil, ibu menyusui dan anak kecil.
“Jika dilaksanakan secara penuh maka total akan tercapai 82,9 juta (penerima makan gratis) dan anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp400 triliun. Jika program ini terlaksana, Badan Gizi akan mengeluarkan Rp1,2 triliun setiap harinya. uangnya kecil,” jelas Dadan di acara BNI Investor Daily Summit 2024 JCC Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/10).
“Dan 75 persen dari Rp 1,2 triliun itu untuk intervensi pangan gizi. Saudara-saudara, perlu diketahui bahwa 75 persen itu sekitar Rp 800 miliar setiap hari.. untuk pembelian produk pertanian, untuk pembelian bahan baku,” – dia menambahkan.
Dadan merinci, akan ada kurang lebih 30.000 unit layanan yang menggarap program makan gratis di Indonesia.
Setiap departemen layanan memenuhi kebutuhan 3.000 anak sekolah di setiap distrik akan makanan gratis. Nantinya, tiga pegawai Badan Gizi akan ditugaskan di setiap bagian pelayanan.
(skt/sfr)