Jakarta, CNN Indonesia —
Airbus akan memberhentikan 2.500 pekerja di sektor pertahanan dan penerbangan.
Seperti diberitakan CNN pada Rabu (16/10), perusahaan tersebut mengatakan langkah tersebut dilakukan karena adanya “tantangan dalam dunia bisnis yang kompleks”, termasuk meningkatnya biaya dan perubahan cepat dalam strategi perang global.
Maskapai penerbangan Eropa tersebut mengatakan penghentian besar-besaran diperkirakan akan berakhir pada pertengahan tahun 2026.
Perusahaan tidak merinci negara mana yang akan terkena dampak PHK tersebut, yang setara dengan sekitar 1,7 persen dari total tenaga kerja globalnya.
CEO Airbus Defence and Space, Mike Schoellhorn, menjelaskan sektor Pertahanan dan Antariksa menghadapi tantangan besar akibat gangguan rantai pasokan, perubahan taktik perang, dan tekanan anggaran.
“Konteks bisnis berubah dengan cepat dan penuh tantangan, sehingga kita perlu menjadikan unit ini lebih cepat, lebih efisien, dan lebih kompetitif,” kata Schoellhorn.
Pengumuman tersebut muncul di tengah peningkatan belanja pertahanan nasional akibat meningkatnya ancaman keamanan, termasuk invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga meningkatkan investasinya pada aset luar angkasa untuk mendukung pengumpulan intelijen dan peperangan.
Namun, industri pertahanan tradisional, termasuk Airbus, kini menghadapi persaingan ketat dari perusahaan-perusahaan baru yang berkembang pesat yang menawarkan solusi “generasi berikutnya” dalam pengembangan teknologi pertahanan.
Pada saat yang sama, terganggunya rantai pasokan dan tekanan biaya membuat perusahaan besar harus beradaptasi dengan cepat.
Sebelumnya, Airbus juga menghadapi kendala akibat permasalahan rantai pasokan yang memaksanya menurunkan target produksi pesawat pada tahun ini dan tahun depan. Namun, Airbus bukan satu-satunya raksasa penerbangan yang terkena dampaknya.
Boeing, rival berat Airbus, mengumumkan PHK sebesar 10 persen secara global dan merugi hingga US$913 juta atau Rp. 14,1 triliun (sekitar Rp 15.530 per dollar AS), untuk tahun kedua. kuartal 2024.
(Senin/Jumat)