Jakarta, CNN Indonesia —
PT Bio Farma (Persero) akan membangun pabrik baru untuk meningkatkan produksi vaksin sebanyak lima kali lipat.
Asisten Manajer Bio Farma Soleh Ayubi mengungkapkan, produksi vaksin di Pasteur, Bandung, Jawa Barat saat ini bisa mencapai 3,1 miliar dosis per tahun.
Meski pabrik tersebut, menurutnya, sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan peningkatan kapasitas dan keamanan masyarakat sekitar, apalagi karena lokasinya yang berada di pusat Kota Bandung.
“(Pabrik) waktu itu dibangun 130 tahun yang lalu di tengah hutan. Sekarang di tengah kota, ramai sekali dan kurang aman bagi masyarakat,” kata Soleh dalam jumpa pers. di Kementerian Pembangunan Umum (BUMN), Jakarta Pusat, Jumat (1/11).
“Sekarang kita sedang mencari perintah menteri untuk mencari tempat di mana kita bisa mempersiapkan diri untuk 50-100 tahun ke depan, sehingga kita bisa beradaptasi untuk meningkatkan kekuatannya hingga lima kali lipat,” tambahnya.
Saat ini, ada tiga kawasan yang akan dipilih sebagai lokasi pabrik baru holding BUMN Farmasi tersebut.
Lokasinya sendiri tidak bisa dipilih dengan cepat. Menurut Soleh, banyak hal yang perlu diperhatikan, antara lain analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), ketersediaan air, energi hijau yang dapat digunakan, dan lain-lain.
Pabrik baru tersebut juga berpotensi meningkatkan pendapatan perseroan hingga delapan hingga 10 kali lipat.
“Di Pasteur, kami membutuhkan 5 juta liter air per tahun untuk produksi vaksin. Jadi kami mengevaluasi ketersediaan air, kami melakukan hal berbeda, energi hijau adalah kuncinya,” ujarnya.
Soleh mengatakan, setidaknya 700 juta anak di seluruh dunia dari 153 negara menggunakan vaksin produksi Bio Farma. Oleh karena itu, proses pengembangan vaksin akan terus berlanjut.
“Makanya kami terus berusaha meningkatkan produk kami dan juga memastikan rantai pasoknya aman. Misalnya di Pasteur, Bandung, berdampak pada 153 negara. Penundaan saat itu sudah terlambat bagi 153 negara,” jelasnya. .
(del/agt)