Jakarta, CNN Indonesia –
Israel mengumumkan pada 17 Oktober bahwa mayat yang ditemukan di sebuah bangunan di Jalur Gaza adalah jenazah pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Tentara dan polisi Israel menyatakan sedang melakukan tes DNA untuk mengidentifikasi jenazah Yahya Sinwar.
Itu akhirnya cocok dengan DNA tubuh.
Identifikasi lain yang dilakukan Israel adalah pemeriksaan struktur gigi jenazah untuk memastikan bahwa itu milik Yahya Sinwar, CNN melaporkan.
Pejabat militer Israel menyatakan bahwa identifikasi berdasarkan struktur gigi lebih cepat dan akurat.
Israel sendiri mengklaim memiliki data biometrik Yahya Sinwar karena pemimpin Hamas itu mendekam selama 20 tahun di penjara Israel.
Tentara Israel sebelumnya telah melaporkan kematian Yahya Sinwar.
“Setelah hasil pemeriksaan visum, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar terbunuh,” kata militer Israel, menurut Al Jazeera.
“Puluhan operasi yang dilakukan tentara Israel dan ISA (Shin Bet, Badan Keamanan Dalam Negeri Israel) selama satu dekade terakhir dan di wilayah tempat pembunuhan terjadi telah membatasi pergerakan Sinwar oleh pasukan Israel hingga kematiannya,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz juga mengumumkan kabar meninggalnya Yahya Sinwar.
“Pembunuh massal Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pembantaian dan kekejaman pada 7 Oktober, dibunuh hari ini oleh tentara IDF (Tentara Israel),” kata Katz dalam keterangan resmi kepada Reuters, Jumat (18/10).
Sejauh ini, Hamas belum secara resmi mengomentari pembunuhan pemimpinnya. (baca / baca)